FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meletus pada Rabu (19/6/2024) pukul 07.13 Wita.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 37 mm dan durasi sekitar 3 menit 47 detik.
Baca juga: Gempa Erupsi Gunung Lewotobi Meningkat, Ini Penjelasan PVMBG
Tinggi kolom abu teramati lebih kurang 300 meter di atas puncak sekitar 1.884 meter di atas permukaan laut.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya dan barat," ujar Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, Herman Yosef Mboro, Rabu.
Baca juga: Sempat Ditutup akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Bandara Maumere Kembali Dibuka Hari Ini
Pada sisi barat, desa yang perlu mewaspadai dampak abu vulkanik yakni Desa Pululera, Desa Hokeng Jaya, dan Desa Klatanlo.
Sedangkan pada sisi barat daya terdapat Desa Persiapan Padang Pasir dan Desa Boru.
Baca juga: Gempa Erupsi Gunung Lewotobi Meningkat, Ini Penjelasan PVMBG
PGA Lewotobi Laki-laki juga melaporkan pada Rabu pukul 00.00 Wita-06.00 Wita teramati tiga kali letusan dengan tinggi 200-400 meter dan warna asap kelabu.
Secara visual gunung jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 200-400 meter di atas puncak kawah.
Selain gempa letusan terjadi 21 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 3.7-6.6 mm, durasi 7-12 detik, dan tiga kali vulkanik dalam dengan amplitudo 3.7-11.8 mm, S-P 1-2.3 detik, durasi 11-12 detik.
Baca juga: Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Bandara di Maumere Ditutup
Herman mengimbau warga sekitar dan wisatawan mengikuti rekomendasi yang ditetapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Masyarakat yang terdampak hujan abu diharapkan memakai masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.
Rosalia Ona (37) warga Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang mengungkapkan, hampir setiap hari Gunung Lewotobi Laki-laki tersebut meletus.
"Hujan abu hampir setiap hari. Kadang kalau erupsi disertai gemuruh, sehingga membuat kami panik," ujar Rosalia.
Dia mengatakan saat ini warga membutuhkan masker dan bantuan air minum bersih. Sebab air yang selama ini dimanfaatkan warga tercemar abu vulkanik.
"Kami berharap bantuan masker harus rutin setiap hari. Begitu juga dengan air bersih," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.