Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seko Upcycle, Inovasi Anak Muda Semarang Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen Kekinian

Kompas.com - 12/05/2024, 12:23 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Permasalahan sampah masih menjadi momok terbesar bagi masyarakat Indonesia.

Berawal dari keresahannya terhadap sampah, tiga anak muda asal Semarang, yaitu Biandi Zamariz, Ayu Radinna, dan Destyati Nabila, berhasil menciptakan inovasi produk fesyen kekinian yang ramah lingkungan. Namanya Seko Upcycle.

Pasalnya, seluruh produk Seko Upcycle berasal dari sampah kantong plastik. Beberapa di antaranya yaitu dompet, lanyard, tas, hingga pouch.

Baca juga: TPA Piyungan Resmi Ditutup, Bagaimana dengan Pengelolaan Sampah di DIY?

Salah satu founder Seko Upcycle, Biandi Zamariz, mengatakan, aksi yang dia lakukan bersama dua kawannya itu berawal dari rasa keprihatinan mereka terhadap permasalahan sampah di Indonesia yang tak kian membaik.

Lantas, dirinya termotivasi dengan gerakan yang dilakukan oleh salah satu komunitas lingkungan skala dunia, Precious Plastic namanya.

Biandi menyebutkan, komunitas tersebut memiliki tujuan untuk mengubah dunia yaitu dengan gerakan upcycle.

"Komunitas itu ngajarin ke orang-orang agar melakukan upcycle sendiri-sendiri. Jadi mereka nyediain gambar untuk mesinnya, memaparkan cara me-recycle. Nah, mereka lakukan itu open source free, agar semua orang bisa melakukan recycle secara individu," ucap Biandi kepada Kompas.com, Sabtu (11/5/2024).

Baca juga: Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya


Baca juga: Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Olah sampah kantong plastik

Lokasi bekas tambang yang digunakan untuk membuang sampah di Kalurahan Giring, Kapanewon Paliyan, Gunungkidul. Senin (6/5/2024)Dok Warga Kalurahan Giring. Lokasi bekas tambang yang digunakan untuk membuang sampah di Kalurahan Giring, Kapanewon Paliyan, Gunungkidul. Senin (6/5/2024)

Lebih jelas Biandi mengatakan, Seko Upcycle akhirnya mulai beroperasi pada sekitar 2022.

Selama proses riset pada 2021, Biandi menemukan fakta bahwa sampah kantong plastik ternyata tidak dikumpulkan oleh para pengepul di Kota Semarang. Alasannya, karena tidak ada harganya alias Rp 0.

"Ternyata kantong plastik tidak ada harganya. Makanya kita bersikeras untuk mengolah ini. Jadi kita ke bank sampah, kita bilang dan ngajarin mereka. Yang awalnya kantong plastik tidak ada harganya, kita beli dengan harga tinggi," ungkap alumni Universitas Diponegoro (Undip) itu.

Baca juga: Mengenal Sosok Sudaryono, Mantan Aspri Prabowo yang Jadi Kandidat Kuat di Pilgub Jateng 2024

Biandi mengatakan, proses untuk membuat produk Seko Upcycle sangatlah panjang. Yaitu sekitar dua bulan dalam satu kali produksi.

Tak hanya itu, proses produksi Seko Upcycle juga harus melewati berbagai tahapan. Mulai dari pengumpulan sampah kantong plastik, pencucian, pemanasan plastik, desain, hingga proses penjahitan.

"Kita manfaatkan sifat plastik yang bisa meleleh menjadi liquid. Nah kita memanfaatkan reaksi itu untuk kita lanjutkan pada proses heat and press. Kita press plastiknya dengan panas, hasilnya menjadi sebuah material baru, materi utama kita," ucap Biandi.

Baca juga: Klaim Dapat Perintah Prabowo, Sudaryono Positif Maju Gubernur Jateng

Dalam satu kali produksi, ucap Biandi, Seko Upcycle dapat menghasilkan 20 produk. Mulai dari dompet, sling bag, hingga tote bag.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 5 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 5 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Penjual Senjata Api ke KKB Ditangkap

Penjual Senjata Api ke KKB Ditangkap

Regional
Sempat Lumpuh karena Listrik Padam, LRT Sumsel Kembali Beroperasi

Sempat Lumpuh karena Listrik Padam, LRT Sumsel Kembali Beroperasi

Regional
Listrik di Aceh Mati Hidup, Perangkat Elektronik Warga Rusak

Listrik di Aceh Mati Hidup, Perangkat Elektronik Warga Rusak

Regional
Sambaran Petir Disebut Jadi Penyebab Listrik Mati di Aceh

Sambaran Petir Disebut Jadi Penyebab Listrik Mati di Aceh

Regional
Warga Palembang Diminta Hemat Air, Layanan PDAM Terhenti akibat Listrik Padam Berjam-jam

Warga Palembang Diminta Hemat Air, Layanan PDAM Terhenti akibat Listrik Padam Berjam-jam

Regional
Tertipu Pesan Mengatasnamakan Kepala Balitbang Agama Semarang, Korban Rugi Rp 5 Juta

Tertipu Pesan Mengatasnamakan Kepala Balitbang Agama Semarang, Korban Rugi Rp 5 Juta

Regional
Sapi Kurban Seberat 1.150 Kg Dijual Rp 150 Juta, Diklaim Paling Besar di Semarang

Sapi Kurban Seberat 1.150 Kg Dijual Rp 150 Juta, Diklaim Paling Besar di Semarang

Regional
5 Daerah di Babel Padam karena Bergantung Kabel Laut, Kini Berangsur Normal

5 Daerah di Babel Padam karena Bergantung Kabel Laut, Kini Berangsur Normal

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 5 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 5 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
15 Persen Sampah Mengalir ke Laut, Kondisi Pesisir Jateng Memprihatinkan

15 Persen Sampah Mengalir ke Laut, Kondisi Pesisir Jateng Memprihatinkan

Regional
Kisah Mbah Darmi Divonis 1,5 Bulan Penjara Usai Pukul Keponakan Pakai Sapu

Kisah Mbah Darmi Divonis 1,5 Bulan Penjara Usai Pukul Keponakan Pakai Sapu

Regional
Stok Hewan Kurban di Jateng Dipastikan Surplus, Kirim Ternak ke Daerah Lain Wajib ADA SKKH

Stok Hewan Kurban di Jateng Dipastikan Surplus, Kirim Ternak ke Daerah Lain Wajib ADA SKKH

Regional
Polda Aceh Gagalkan Peredaran 401 Kg Ganja dan Sabu

Polda Aceh Gagalkan Peredaran 401 Kg Ganja dan Sabu

Regional
Gempa M 4,7 Guncang Dompu, NTB

Gempa M 4,7 Guncang Dompu, NTB

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com