SEMARANG, KOMPAS.com - Permasalahan sampah masih menjadi momok terbesar bagi masyarakat Indonesia.
Berawal dari keresahannya terhadap sampah, tiga anak muda asal Semarang, yaitu Biandi Zamariz, Ayu Radinna, dan Destyati Nabila, berhasil menciptakan inovasi produk fesyen kekinian yang ramah lingkungan. Namanya Seko Upcycle.
Pasalnya, seluruh produk Seko Upcycle berasal dari sampah kantong plastik. Beberapa di antaranya yaitu dompet, lanyard, tas, hingga pouch.
Baca juga: TPA Piyungan Resmi Ditutup, Bagaimana dengan Pengelolaan Sampah di DIY?
Salah satu founder Seko Upcycle, Biandi Zamariz, mengatakan, aksi yang dia lakukan bersama dua kawannya itu berawal dari rasa keprihatinan mereka terhadap permasalahan sampah di Indonesia yang tak kian membaik.
Lantas, dirinya termotivasi dengan gerakan yang dilakukan oleh salah satu komunitas lingkungan skala dunia, Precious Plastic namanya.
Biandi menyebutkan, komunitas tersebut memiliki tujuan untuk mengubah dunia yaitu dengan gerakan upcycle.
"Komunitas itu ngajarin ke orang-orang agar melakukan upcycle sendiri-sendiri. Jadi mereka nyediain gambar untuk mesinnya, memaparkan cara me-recycle. Nah, mereka lakukan itu open source free, agar semua orang bisa melakukan recycle secara individu," ucap Biandi kepada Kompas.com, Sabtu (11/5/2024).
Baca juga: Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya
Baca juga: Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya
Lebih jelas Biandi mengatakan, Seko Upcycle akhirnya mulai beroperasi pada sekitar 2022.
Selama proses riset pada 2021, Biandi menemukan fakta bahwa sampah kantong plastik ternyata tidak dikumpulkan oleh para pengepul di Kota Semarang. Alasannya, karena tidak ada harganya alias Rp 0.
"Ternyata kantong plastik tidak ada harganya. Makanya kita bersikeras untuk mengolah ini. Jadi kita ke bank sampah, kita bilang dan ngajarin mereka. Yang awalnya kantong plastik tidak ada harganya, kita beli dengan harga tinggi," ungkap alumni Universitas Diponegoro (Undip) itu.
Baca juga: Mengenal Sosok Sudaryono, Mantan Aspri Prabowo yang Jadi Kandidat Kuat di Pilgub Jateng 2024
Biandi mengatakan, proses untuk membuat produk Seko Upcycle sangatlah panjang. Yaitu sekitar dua bulan dalam satu kali produksi.
Tak hanya itu, proses produksi Seko Upcycle juga harus melewati berbagai tahapan. Mulai dari pengumpulan sampah kantong plastik, pencucian, pemanasan plastik, desain, hingga proses penjahitan.
"Kita manfaatkan sifat plastik yang bisa meleleh menjadi liquid. Nah kita memanfaatkan reaksi itu untuk kita lanjutkan pada proses heat and press. Kita press plastiknya dengan panas, hasilnya menjadi sebuah material baru, materi utama kita," ucap Biandi.
Baca juga: Klaim Dapat Perintah Prabowo, Sudaryono Positif Maju Gubernur Jateng
Dalam satu kali produksi, ucap Biandi, Seko Upcycle dapat menghasilkan 20 produk. Mulai dari dompet, sling bag, hingga tote bag.