SEMARANG, KOMPAS.com - Dalam upaya mitigasi jangka panjang terhadap banjir menahun di kawasan Pantura Jawa Tengah, Danau Rawa Pening yang berlokasi di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dinilai bisa menjadi tempat penyimpanan atau long storage air hujan untuk mencegah banjir.
“Kita punya storage yang sangat luar biasa yaitu Rawa Pening. Itu bisa membantu beban ke bawah, tapi yang atas tidak mau. Itu yang harus kita dorong, kita tidak usah bangun investasi yang mahal-mahal, kita gunakan danau alam kita,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Jawa Tengah, Eko Yunianto di Kantor DPD RI Jawa Tengah, Rabu (24/4/2024).
Baca juga: Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun
Dengan menahan aliran air hujan di kawasan atas atau hulu seperti Salatiga, Bandungan Kabupaten Semarang, dan lainnya, sungai di pantura tidak meluap dan memicu banjir di dearah hilir seperti yang melanda Demak, Grobogan, Kudus, hingga Pati kemarin.
Kendati demikian, Eko menilai, untuk membangun rawa pening dan menjadikannya penampung hujan atau long storage memerlukan biaya besar hingga Rp 7 triliun. Sehingga dalam hal ini, butuh dukungan serius dari Pemda Jateng untuk mewujudkan rencana itu.
“Sehingga kita mengurangi pemahaman “oh aku di hulu, (tidak terdampak banjir)". Itu mementingkan diri sendiri. Padahal waktu itu Demak sudah ada banjir, itu kan kontradiksi. Sudah ada banjir tapi disuruh lepas (airnya ke hilir),” papar Eko.
Lebih lanjut, kewenangan Rawa Pening untuk diubah menjadi penampungan air atau storage menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
“Tapi kontribusi Pemda harus ada. Kalau tidak di-support daerah, tidak mungkin akan ketemu,” tegasnya.
Baca juga: BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul
Selain mengupayakan long storage, Eko menuturkan keberadaan embung di Jawa Tengah tak kalah penting untuk menangani banjir. Sejauh ini, sudah terdapat 1.142 embungi di Jawa Tengah sejak 2014.
“Coba bayangkan, kalau semua langsung lari ke sungai, puncak banjirnya tinggi. Tapi kalau kita beri kontribusi (dengan embung) itu akan direm atau parkir sementara,“ ungkapnya.
Hanya saja pembangunan embung itu memiliki tantangan keterbatasan lahan di Jateng. Nantinya di samping, penampungan air hujan agar tak terjadi banjir, embung-embung itu juga dapat digunakan sebagai penyalur air perkebunan yang bernilai tinggi.
“Tantangannya sangat tidak sederhana, kalau di jawa itu terkait lahan, itu juga akan sangat efektif apabila kecil-kecil tapi jumlahnya banyak, kan nanti volumenya juga banyak,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.