Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Kompas.com - 23/04/2024, 17:51 WIB
Fitri Rachmawati,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Seperangkat gamelan milik pura dan banjar di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang berusia ratusan tahun dicuri sekelompok orang.

Tim Reskrim Polres Mataram menciduk penadahnya, sementara para pelaku masih diburu.

"Gamelan ini usianya ratusan tahun, kami menggunakannya untuk upacara keagamaan, kami serahkan sepenuhnya kepada aparat untuk menangkap pelaku pencurian," kata Ketut Pariasta, ketua Banjar Saren Taman Kapitan Ampenan, Selasa (23/4/2024) yang hadir dalam jumpa pers di Mapolres Kota Mataram.

Kehadiran Pariasta di kantor polisi adalah untuk membantu pengungkapan kasus pencurian gamelan di tiga lokasi pada waktu yang berbeda. Selain di Banjar Saren, pencurian juga terjadi di pura.

Baca juga: Dinas Pendidikan Purworejo Anggarkan Pembelian Gamelan Senilai Rp 2,5 Miliar, Ini Penjelasannya...

Pariasta menjelaskan, pencurian gamelan di Banjar Saren terjadi pada Jumat (19/4/2024), Bale Banjar Kapitan, Ampenan dan Pura Penataran Taman Tanah Haji di Punia, Kota Mataram

Sebagai ketua Banjar Saren, Pariasta menjelaskan, peristiwa itu terjadi di Banjar Saren di Jalan Sultan Khairudin, Kelurahan Pagesangan, Kota Mataram. Pencurian terjadi pada pagi hari. Pelaku masuk ke gudang penyimpanan dengan cara merusak gembok pintu gudang.

"Pelaku mengambil beberapa gamelan yang ada di dalam gudang penyimpanan. Kerugian kami mencapai Rp 28 juta. Tapi nilai historis gamelan yang berusia ratusan tahun itu tak ternilai," katanya.

Gamelan tersebut sangat berarti bagi upacara keagamaan baik di banjar maupun di pura umat Hindu, apalagi perangkat gamelan ini digunakan turun temurun dari leluhur mereka. 

Hal ini menurut pihak banjar adalah musibah. Ia pun menyerahkan seluruh penanganannya kepada aparat kepolisian.

Pencurian gamelan yang terjadi berturut-turut sejak Kamis (15/4/2024) itu menjadi atensi aparat Polres Kota Mataram. Sat Reskrim Polres Kota Mataram menghimpun 2 kejadian lain terkait pencurian alat musik upacara keagamaan atau gamelan.

Kasat reskrim Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama memaparkan, pencurian juga terjadi di Bale Banjar, Taman Kapitan, Ampenan Kota Mataram, Senin (15/4/2024) pukul 03.00 Wita dini hari. Pelaku masuk ke gudang Bale Banjar yang tidak terkunci.

"Pelaku kemudian mengambil beberapa gamelan yang ada di gudang, hingga Banjar Kapitan mengalami kerugian Rp 60 juta," kata Yogi.

Kemudian pencurian gamelan di Pura Penataran Tanah Haji di jalan Airlangga, Punia Kota Mataram, terjadi pada Kamis (18/4/2024) pukul 03.00 dini hari. Pelaku masuk ke Bale Gong mengambil beberapa gamelan. Pura pun mengalami kerugian Rp 50 juta.

Penadah ditangkap

Kapolres Kota Mataram Kombes Pol Ariefaldi Warganegara yang memimpin jumpa pers dalam pengungkapan kasus tersebut mengatakan, pencurian seperangkat gamelan terjadi di tiga tempat kejadian perkara (TKP) berbeda dengan waktu yang berdekatan tersebut.

"Ini menjadi perhatian khusus aparat kepolisian, mengingat tindakan pencurian itu menganggu prosesi keagamaan pura dan banjar lokasi pencurian," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com