KOMPAS.com - Hati Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Johanis Gereth Lerrick trenyuh mendengar permohonan keluarga Ria Magdalena Saluk (25), Kamis (18/4/2024) siang.
Bhabinkamtibmas Desa Honuk dan Desa Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), langsung mengambil kunci mobil dobel gardan miliknya.
Lerrick merasa iba lantaran kondisi Ria lagi kekurangan darah (hemoglobin) hingga level tiga. Jika tidak segera ditolong, maka akan berakibat fatal.
Ria baru saja melahirkan bayi kembar di rumahnya pada Kamis pagi sekitar pukul 06.00 Wita.
Setelah itu, dia pingsan karena perdarahan. Pada pukul 08.00 Wita, keluarga membawanya ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Soliu, untuk mendapatkan perawatan medis.
Setelah diperiksa petugas medis, hemoglobinnya turun hingga level tiga. Petugas medis kewalahan sehingga harus segera dirujuk ke Rumah Sakit Leona Kota Kupang.
"Saat keluarga datang memohon kepada saya, kalau tidak segera ditolong, pasti kondisi kesehatannya akan memburuk, sehingga saya pakai mobil dobel gardan untuk mengantarnya ke Kota Kupang," kata Lerrick kepada Kompas.com, Minggu (21/4/2024) malam.
Menurut Lerrick, keluarga Ria sempat meminta bantuan bus dan pikap untuk mengevakuasi Ria ke Kota Kupang.
Namun upaya mereka tak membuahkan hasil karena tidak dilayani. Sebab, saat itu hujan deras dan kondisi jalan sangat parah.
Baca juga: Meninggal Saat Melahirkan Anaknya di Malaysia, Jenazah Pekerja Migran Asal NTT Dipulangkan
Ditambah lagi, untuk ke Kota Kupang yang berjarak sekitar 145 kilometer, mobil harus melewati tiga sungai besar dan belasan kali kecil.
Mobil ambulans milik Puskesmas Soliu yang selama ini digunakan, sedang rusak dan masuk bengkel di Kota Kupang.
Untuk menerobos jalan yang rusak parah dan sungai besar, hanya mobil dobel gardan yang bisa digunakan.
Bersama sejumlah petugas medis, Lerrick mengevakuasi Ria dan dua bayinya.
Perjalanan pun dimulai pada Kamis sore sekitar pukul 15.30 Wita. Saat itu tanpa tabung oksigen, karena Puskemas Soliu hanya memiliki tabung oksigen berukuran kecil.
Mereka lalu bergerak menuju Puskemas Manubelon selama satu jam perjalanan untuk mengambil tabung oksigen besar.