NUNUKAN, KOMPAS.com – Pesan berantai tentang upaya penculikan anak berusia 10 tahun di Nunukan, Kalimantan Utara, menyebar di media sosial. Pesan tersebut menghebohkan warga.
Bocah tersebut dikabarkan ditinggal orangtuanya sendirian dalam rumah. Kemudian 3 orang penculik mendobrak pintu rumah dan menculik anak tersebut.
Baca juga: Jadi Korban Penculikan, Seorang Murid SD di Palembang Dianiaya dan Dicabuli
Berikut isi pesan yang tersebar di banyak grup medsos di Nunukan:
"Waspada saudaraku, hari ini kejadiannya di (menyebut lokasi rumah si bocah), pencuri masuk dalam rumah, mendobrak rumah temanku, pas suaminya menjemput penjaganya (pengasuh anak). 10 menit ditinggal anaknya dalam rumah, penculik beraksi, pakai mobil, 3 orang bermasker. Masih ditelusuri oleh intel Babinsa dan pihak berwajib."
"Untung dilepas di hutan kota. Kebetulan bertiga membawa dalam hutan, ternyata ada penjaga hutan, melihat aksi bertiga pelaku. Si anak langsung lari dan meminta pertolongan, menangis ketakutan. Untung tidak dibius kasihan." Demikian sebagian isi pesan yang menghebohkan warga Nunukan sejak Kamis (18/4/2024).
Baca juga: Kasus Penculikan Bayi di Cirebon, Korban Diculik dan Dilecehkan oleh Pria Tetangga Desa
Pesan tersebut juga memasang foto anak yang dikabarkan menjadi korban penculikan, saat sedang dimintai keterangan oleh salah satu petugas polisi berpakaian sipil.
"Diinformasikan kepada masyarakat Nunukan khususnya, terkait dugaan perkara penculikan anak yang viral pada Kamis 18 April 2024 lalu, adalah tidak benar," ujar Kasat Reskrim Polres Nunukan, AKP Lusgi Simanungkalit, memberikan keterangan hasil penelusuran dan penyelidikan polisi, Minggu (21/4/2024).
Lusgi menegaskan, Satreskrim Polres Nunukan telah mengecek TKP dan memeriksa enam orang saksi untuk memastikan kebenaran kabar tersebut.
Hasilnya, tidak ditemukan satupun keterangan yang memperkuat kebenaran informasi yang membuat resah masyarakat tersebut.
Hal itu tersebut diperoleh dari keterangan petugas, diperkuat hasil konseling terhadap anak dan orangtuanya yang dilakukan DSP3A (Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak) Nunukan.
"Dapat disimpulkan bahwa kejadian percobaan penculikan tersebut tidak benar. Anak tersebut hanya bermain tanpa seizin orangtuanya, dan kembali ke rumah setelah dua jam bermain di sekitar hutan kota," tegas Lusgi.
Lusgi mengingatkan masyarakat Nunukan untuk tetap waspada, dan tidak mudah percaya dengan isu yang beredar di medsos.
"Apabila memang ada kejadian begitu (penculikan), langsung laporkan ke kepolisian. Jadi akurasi informasinya bisa dipertanggungjawabkan dan tidak simpang siur," tutup Lusgi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.