KOMPAS.com - Seorang khatib shalat Idul Fitri ditinggal separuh jemaahnya saat membahas tentang kecurangan Pemilu, di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta.
Kejadian ini terekam dalam sebuah video berdurasi beberapa detik yang menampilkan sejumlah jemaah beranjak pergi meninggalkan lapangan tempat shalat.
Video kedua menunjukkan sosok khatib yang sedang berkhotbah menyinggung kecurangan pemilu melibatkan pejabat negara.
Video tersebut diunggah pada Kamis (11/4/2024) malam.
Kepala Kantor Kemenag Bantul, Ahmad Shidqi, membenarkan adanya video tersebut.
Dari hasil penelusuran, khatib itu merupakan seorang akademisi di salah satu perguruan tinggi.
Baca juga: Viral Video Separuh Jamaah Pergi Saat Khatib Bahas Kecurangan Pemilu di Bantul
Dari hasil laporan KUA Banguntapan, panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) di Tamanan meminta khatib dari seorang akademisi, tetapi materi khotbah bukan permintaan PHBI.
Selanjutnya, sebagian jemaah tersebut pergi meninggalkan lapangan, setelah menyimak materi khotbah yang menyitir salah satu ayat Al Quran dikaitkan dengan kecurangan pemilu.
Diperkirakan ada 25 persen jemaah yang meninggalkan lokasi. Panitia pun berjanji akan lebih berhati-hati sehingga tidak terulang di waktu lainnya.
Ahmad mengungkapkan, Kemenag Bantul beberapa hari sebelum Lebaran telah membuat dan mengedarkan panduan penyelenggaraan shalat Idul Fitri 1445 H sebagai tindak lanjut SE Menag Nomor 1/2024.
Terdapat lima poin dalam surat edaran tersebut. Poin kelima mengatur materi khotbah harus menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah, mengutamakan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta nihil muatan politik praktis.
Hal itu sesuai SE Menag Nomor 9/2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.
"Memang isi khotbah tersebut tidak mengindahkan imbauan materi khotbah Idul Fitri seperti yang tertuang dalan SE Menag No 1 Tahun 2024," kata Ahmad saat dihubungi wartawan melalui telepon, Jumat (12/4/2024).
Baca juga: Khatib Jumat 9 Februari 2024 Diimbau Sampaikan Pesan Hargai Beda Pilihan Politik
Kemenag mengimbau supaya masyarakat mencermati panduan pemerintah sehingga kejadian serupa tidak terulang di lain waktu dan tempat.
Sementara itu, Ketua PHBI Kelurahan Tamanan, Sujendro, meminta maaf terkait hal itu.