Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Coba Blasting Wadas Jadi Tontonan, Warga Sempat Khawatir

Kompas.com - 17/03/2024, 09:05 WIB
Bayu Apriliano,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Proses penambangan andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah memasuki babak baru.

Proses awal dilakukan dengan pengeboman (blasting) guna membongkar bongkahan batu andesit.

Pada Sabtu (16/3/2024) siang, uji coba blasting atau meledakkan lahan berbatu dilakukan untuk mengetahui dampaknya bagi permukiman di sekitar quarry.

Uji coba ini pun menjadi tontonan warga sekitar.

Baca juga: Pemilu 2024, Ratusan Warga Wadas Tidak Menggunakan Hak Pilihnya

Salah satu warga Zaroh Khotib (42) mengatakan, sebagian besar warga yang dekat dengan lokasi penambangan batuan andesit sempat khawatir dengan blasting. Pasalnya, jarak lokasi blasting dan pemukiman warga cukup dekat.

"Ya, sempat khawatir, Takut bagaimana dampaknya gitu. Jaraknya kan sekitar 300 meter. Paling dekat sini. Sejauh ini belum ada dampak. Kalau ada kerusakan setelah ini dilaporkan nanti dicek kerusakannya katanya pihak proyek," ujarnya saat ditemui usai uji coba peledakan pada Sabtu (16/3/2024).

Zaroh menyebutkan, ia dan warga sekitar yang rumahnya sangat dekat dengan lokasi tambang penasaran dengan proses blasting.

Untuk itu sejumlah warga berkumpul untuk menyaksikan proses blasting di rumah miliknya yang berada di Dusun Bedug, Desa Kaliwader.

Baca juga: Profil Desa Wadas, Tambang Batu Andesit, dan Polemik Bendungan Bener


Teknis blasting andesit di Wadas

Pantauan Kompas.com, proses peledakan bukit di tengah hutan Wadas tersebut dilakukan pada pukul 12.15 WIB sampai pukul 13.00 WIB.

Peledakan diawali dengan alarm sebanyak 3 kali dan peringatan kepada warga sekitar.

Dalam uji coba blasting ini, 20 peledak ditanam pada 20 lubang.

Puluhan peledak ini diledakkan secara bersamaan atau dalam sekali ledak.

Adapun kedalaman lubang untuk menanam peledak yakni 3meter dari permukaan tanah. Nantinya saat proses penambangan, peledak bakal ditanam pada kedalaman maksimal sembilan meter.

Baca juga: Mengenal Bendungan Bener, Proyek Strategis Nasional Akar Penangkapan 23 Warga Wadas oleh Polisi

Jauhari Project Manager PT Maleo Rachma Indo Abadi selaku Pelaksana Blasting Quarry Wadas mengatakan, uji coba ini adalah yang perdana.

Uji coba berikutnya akan dilakukan pada Senin (18/3/2024).

"Kami sudah lakukan pengamanan, pengukuran getaran, pengujian radius, metode aman dan lain sebagainya, karena terkait hal-hal sebelumnya, ada isu-isu yang agak menyimpang," kata dia.

Jauhari menambahkan, uji coba kali ini juga untuk membuktikan metode ledakan semuanya aman. Bahkan getaran yang sampai pemukiman masyarakat jauh di bawah standar yang ditetapkan.

"Getarannya tadi untuk di Kaliwader ini 0,29. Jauh sekali di bawah standar nasional yang sudah ditetapkan," kata Jauhari.

"Ini trial semuanya. Rencana 3 kali uji coba, temukan metode cocok, teruskan produksi. 2 kali uji coba rencana dilakukan Senin besok, Selanjutnya evaluasi," tambah Jauhari.

Baca juga: Puluhan Warga Wadas Peringati Satu Tahun Tragedi Penangkapan oleh Aparat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com