BELITUNG, KOMPAS.com - Warga keturunan Tionghoa di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar tradisi Cheng Beng atau sembahyang kubur, guna menghormati para leluhur.
"Kegiatan Cheng Beng merupakan sebuah penghormatan kepada para leluhur yang telah pergi mendahului," kata Tokoh Masyarakat Tionghoa Belitung, Ayie Gardiansyah di komplek perkuburan Tionghoa Pilang, Jumat (1/3/2024).
Menurut dia, perayaan Cheng Beng dimulai pada 1 Maret hingga 4 April mendatang yang diisi dengan kegiatan persembahyangan di perkuburan leluhur masing-masing.
Baca juga: Kapolda Babel: Cheng Beng Tahun Ini Sebaiknya Tidak Dilaksanakan
Dalam perayaan Cheng Beng, lanjut Ayie, warga keturunan Tionghoa yang berada di luar daerah bahkan luar negeri pulang kampung ke Belitung, demi berziarah ke makam leluhur.
"Mereka pulang kampung ke Belitung untuk berziarah ke makam sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur," ujar dia.
Ia mengatakan, sebelum dimulainya pelaksanaan kegiatan persembahyangan Cheng Beng, biasanya pihak keluarga akan melakukan kegiatan "cuci kubur" atau membersihkan perkuburan atau makam leluhur.
"Kegiatan cuci kubur ini bisa mendatangkan potensi ekonomi bagi masyarakat yang berada di sekitar komplek perkuburan," kata dia.
Ia juga menjelaskan, kegiatan persembahyangan Cheng Beng biasanya dilakukan pada waktu subuh pukul 04.00 WIB hingga matahari terbit.
Pihak keluarga akan membawa aneka sajian dan persembahan untuk kegiatan persembahyangan sambil memanjatkan doa bersama-sama.
Ayie berharap perayaan Cheng Beng di Belitung dapat menambah semangat toleransi dan persatuan antar-sesama.
"Karena Cheng Beng merupakan tradisi yang sudah mengakar lama, bertahun-tahun, dan masih terus dilestarikan sampai sekarang ini," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.