KOMPAS.com - Petugas KPPS 9 Kampung Jambu Alas, Desa Bumijaya, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten, bekerja keras agar pemilih mau datang ke TPS.
Petugas mengajak warga dengan cara mendatangi satu per satu rumah mereka atau door to door hingga diumumkan melalui pengeras suara masjid.
Hal itu dilakukan untuk meningkatkan partisipasi pemilih saat pencoblosan lanjutan pada hari kerja.
"Sudah diumumin lewat masjid, ada juga door to door, satu satu ke rumah. Tapi jawabannya ada yang berhalangan karena bekerja dan ada yang siap," kata Ketua KPPS Purnama Aji kepada Kompas.com di lokasi, Kamis (15/2/2024).
Baca juga: Pengawas TPS di Kabupaten Serang Meninggal Dunia Diduga Kelelahan
Purnama mengatakan, pada hari pemungutan Rabu (14/2/2024), jumlah pemilih yang hadir sebanyak 188 orang dari jumlah DPT yang tercatat sebanyak 269 orang.
Sedangkan pada pencoblosan ulang ditutup pukul 13.00 WIB ada sebanyak 151 orang yang hadir, atau menurun angka partisipasinya.
"Memang menurun karena di sini warga didominasi karyawan yang tidak libur, tapi kami sudah berupaya," ujar Purnama.
Dijelaskan Purnama, penyebab pencoblosan kembali digelar karena adanya surat suara DPRD Kabupaten yang tertukar dengan daerah pemilihan lain.
Diketahui adanya surat suara tersebut, lanjut Purnama, setelah adanya salah satu pemilih yang protes saat akan mencoblos caleg jagoannya.
"Kita tidak engeh (sadar) ternyata ada surat suara dapil 4 masuk ke sini, kalau seharusnya di sini DPRD Kabupaten Serang dapil 1," kata dia.
Baca juga: 3 TPS di Kabupaten Serang Gelar Pencoblosan Lanjutan karena Ada Surat Suara Tertukar
Ini membuat pemungutan suara dihentikan untuk DPRD Kabupaten. Sedangkan untuk Pilpres, DPD RI, DPR RI, dan DPRD Provinsi tetap dilanjutkan hingga penghitungan.
"Hari ini kami lanjutkan, pemilih kami kasih satu surat suara. Dimulai jam 8 hingga jam 1 seperti kemarin," ujar Purnama.
Komisioner KPU Kabupaten Asmawi mengatakan, surat suara tertukar disebabkan adanya human error saat pengemasan logistik di gudang KPU.
"Mungkin human error pas packing, pada saat melakukan packing di gudang, ketahuannya saat teman teman KPPS membuka segel kotak suara," kata Asmawi.
Menurut Asmawi, seharusnya petugas KPPS saat membuka kotak suara memeriksa disaksikan oleh pengawas. Diduga ada faktor kelalaian.
Baca juga: Belasan Amplop Berserakan di Depan TPS Serang Banten, Diselidiki Bawaslu
"Tentu ada evaluasi ke depannya," ujar dia.
Asmawi mengakui ada penurunan partisipasi pemilih karena banyak warga yang bekerja.
Namun, petugas KPPS berupaya terus-menerus mengajak pemilih dengan cara woro-woro di masjid dan mendatangi satu per satu rumah warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.