KILAS DAERAH

Kilas Daerah Semarang

Dukung Revitalisasi Kawasan Pecinan Semarang, Kopi Semawis Minta Revitalisasi Perhatikan Keamanan Konstruksi Jalan

Kompas.com - 02/02/2024, 12:27 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com - Komunitas Pecinan (Kopi) Semawis menyambut baik rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melakukan revitalisasi Kawasan Pecinan menjadi lebih baik lagi.

Ketua Kopi Semawis, Harjanto Halim mengatakan, upaya Pemkot Semarang  untuk merevitalisasi tersebut harus didukung.

Ia menyebut, revitalisasi akses jalan di tujuh gang akan mendukung masyarakat yang akan berkunjung ke Kawasan Pecinan. Namun, dia berpesan agar revitalisasi harus memperhatikan aspek keamanan konstruksi jalannya.

"Itu bagus, aspal atau paving tidak masalah, yang penting rapi, indah, dan aman. Soalnya kemarin pernah kejadian pavingnya mengkap terus ada orang jatuh, jadi faktor keamanan juga harus diperhatikan," kata Harjanto dalam siaran persnya, Jumat (1/2/2024).

Harjanto juga merespons positif rencana penataan Kali Semarang menjadi titik wisata dengan menghadirkan kapal-kapal kecil atau perahu.

Baca juga: Cerita Pembuat Barongsai di Pecinan Semarang, Tak Sekadar Berbisnis tapi Juga Merawat Tradisi

 

Menurutnya, langkah itu akan makin menarik perhatian wisatawan datang ke Kota Semarang, khususnya Kawasan Pecinan.

"Kalau yang kali kemudian bisa dilewati perahu itu bagus," ujarnya.

Kendati begitu, dia menitipkan pesan kepada Pemkot Semarang agar mengimbau atau mengeluarkan aturan tegas untuk masyarakat yang tinggal di Kawasan Pecinan agar lebih menjaga kebersihan dan kerapian.

"Menurut saya, beberapa seperti kerapian untuk trotoar jalan, kita lihat beberapa warga juga ada yang melanggar lho. Menurut saya, harus ditegaskan supaya rapi dulu dan bersih, itu penting," katanya.

Baru setelah itu semua selesai, kata Harjanto, Kawasan Pecinan dapat dipercantik dengan pernak-pernik sesuai dengan sejarah dan budaya masyarakat Tionghoa.

Sebelumnya, Pemkot Semarang telah mengonfirmasi bakal melakukan revitalisasi Kawasan Pecinan. Penataan ulang Kawasan Kota Lama itu akan dimulai pada 2024.

Revitalisasi difokuskan di Kali Semarang dan sekitarnya

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu di Jatibarang KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu di Jatibarang 

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, revitalisasi Kawasan Pecinan akan difokuskan di Kali Semarang dan sekitarnya.

Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut menuturkan, sesuai rencana Kali Semarang akan disulap lebih menarik dengan menawarkan akses kapal wisata.

Mbak Ita menyebut, proses rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) telah berlangsung. Termasuk sedang menyusun detail engineering design (DED) Kawasan Pecinan tersebut.

Produk perencanaan secara detail dan skala besar tersebut telah disusun untuk diserahkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Sebelum pandemi Covid-19, perhitungan untuk revitalisasi menyeluruh di Kawasan Pecinan Semarang mencapai Rp 170 miliar.

Baca juga: Wali Kota Ita Sebut Revitalisasi Kota Lama Semarang Tak Berhenti pada Perbaikan Bangunan

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang Yudi Wibowo mengatakan, revitalisasi Kawasan Pecinan akan dilakukan pada 2024.

"Revitalisasi belum bisa dilakukan secara menyeluruh. Langkah awal difokuskan pada peningkatan jalan-jalan dan saluran kecil di Kawasan Pecinan," ujarnya.

Adapun untuk jalan-jalan besar akan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang. Anggaran Rp 10 miliar untuk digunakan revitalisasi tahap awal.

"Jalan lingkungan yang kecil-kecil itu yang direvitalisasi di saluran sama penataan jalannya. Jalan yang besar nanti dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (DPU)," ujar Yudi.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Regional
Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Regional
Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Regional
Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Regional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com