Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh, 10 Sapi di Nunukan Mati dengan Mulut Berbusa di Tengah Area Perkebunan Kelapa Sawit

Kompas.com - 27/01/2024, 13:41 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sebanyak 10 ekor sapi di Kecamatan Sebuku, Nunukan, Kalimantan Utara mati secara bergerombok di area kebun plasma Blok H.60 milik PT. Karangjoang Hijau Lestari (KHL), Jumat (26/1/2024).

Pemilik sapi bernama Asmar (49) telah melaporkan peristiwa tersebut ke kepolisian.

Baca juga: Bocah yang Tewas Tergantung di Kandang Sapi Banyuwangi Batal Diotopsi

"Ada laporan sepuluh ekor sapi tewas dalam kondisi mulut berbusa layaknya keracunan di areal perkebunan kelapa sawit milik PT. KHL, yang kita terima kemarin siang pukul 11.00 Wita," ujar Kapolsek Sebuku, Iptu Tegar Saputra, saat dihubungi, Sabtu (27/1/2024).

Kapolsek menjelaskan, Asmar yang merupakan warga Desa Harapan, Kecamatan Tulin Onsoi terakhir kali melihat sapi-sapinya masih hidup pada Kamis (25/1/2024).

Keesokan harinya atau pada Jumat (26/1/2024), Asmar tak mendapati satu pun sapinya di kebun plasma.

Setelah dua jam berkeliling mencari, Asmar akhirnya melihat 10 ekor sapinya sudah tergeletak tak bernyawa dalam satu lokasi dan saling berdekatan.

Baca juga: Banjir Susu Impor dan Nasib Peternak Sapi Perah Rakyat yang Merana

Bagian mulut dan hidung sapi tersebut mengeluarkan busa dan cairan darah yang diduga akibat efek racun.

"Jadi warga setempat, memelihara sapi dengan cara dilepasliarkan untuk mencari rumput sendiri. Sedangkan lokasi berumput, memang banyak berada di areal kebun kelapa sawit. Itu sebabnya, sapi-sapi tersebut berada di tengah perkebunan," jelasnya.

Baca juga: Pemkab Lumajang Larang Sapi Impor Masuk Daerahnya

Polisi kemudian melakukan investigasi lapangan untuk merespons laporan Asmar.

Sayangnya belum ditemukan saksi yang mengetahui peristiwa tewasnya 10 sapi tersebut.

"Posisi sapi yang mati juga berada tidak jauh dari sungai," imbuhnya.

Polisi memutuskan untuk mengambil sampel darah sapi yang tewas, dan berkoordinasi dengan dokter hewan di Kecamatan Sebuku, untuk memastikan penyebab kematian sapi sapi milik Asmar.

Polisi mendapatkan informasi bahwa pihak perusahaan sudah mengeluarkan imbauan melarang warga untuk tidak melepas hewan peliharaan mereka di kebun plasma perusahaan.

Imbauan tersebut, disertai penjelasan, bahwa pihak perusahaan, sedang melakukan perawatan pohon kelapa sawit dan menyemprotkan racun rumput yang mengganggu tumbuh kembang tanaman kelapa sawit.

"Dengan banyaknya kemungkinan dan keterangan yang diperoleh polisi di lapangan, alangkah bijaknya jika semua pihak mau bersabar, dan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari sample darah yang masih diteliti dokter hewan," kata Tegar.

Baca juga: Bocah MI di Banyuwangi Ditemukan Tewas Tergantung di Kandang Sapi

Sebenarnya, lanjutnya, pemilik sapi, Asmar, tidak menuntut ganti rugi pihak perusahaan.

Asmar bahkan mengaku sudah tahu ada imbauan dari perusahaan agar tidak menggembala di areal plasma, selagi ada perawatan dan pemeliharaan pohon kelapa sawit.

"Si pemilik sapi, Asmar, hanya meminta kepastian hukum, apakah sapinya tewas karena diracuni, atau murni tewas akibat memakan rumput yang diracun oleh perusahaan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Regional
Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Regional
Dua Pengamen Tewas Usai Duel Maut di Prambanan, Polisi Kejar Terduga Pelaku

Dua Pengamen Tewas Usai Duel Maut di Prambanan, Polisi Kejar Terduga Pelaku

Regional
Viral, Istri Cekik Suami di Temanggung, Begini Cerita Warga

Viral, Istri Cekik Suami di Temanggung, Begini Cerita Warga

Regional
Pelaku UMKM Dompet Tenun Badui Kewalahan Layani Pelanggan

Pelaku UMKM Dompet Tenun Badui Kewalahan Layani Pelanggan

Regional
Mengintip Rumah Adaptif untuk Atasi Persoalan Banjir Rob Demak

Mengintip Rumah Adaptif untuk Atasi Persoalan Banjir Rob Demak

Regional
Duduk Perkara Hoaks ODGJ 'Dijual' Jadi PSK di Jember, Tetangga Dilaporkan ke Polisi

Duduk Perkara Hoaks ODGJ "Dijual" Jadi PSK di Jember, Tetangga Dilaporkan ke Polisi

Regional
Kritik Uang Kuliah, Mahasiswa Universitas Riau Dilaporkan Rektor ke Polisi

Kritik Uang Kuliah, Mahasiswa Universitas Riau Dilaporkan Rektor ke Polisi

Regional
Tim Penjinak Bom Brimob Sterilisasi Bandara dan Hotel Jelang Penahbisan Uskup Agung Kupang

Tim Penjinak Bom Brimob Sterilisasi Bandara dan Hotel Jelang Penahbisan Uskup Agung Kupang

Regional
Kejari Jayapura Eksekusi 4 Pelanggar Pemilu

Kejari Jayapura Eksekusi 4 Pelanggar Pemilu

Regional
Kekerasan Seksual Anak di Brebes Meningkat Setiap Tahun, Januari-April 2024 Tercatat 15 Kasus

Kekerasan Seksual Anak di Brebes Meningkat Setiap Tahun, Januari-April 2024 Tercatat 15 Kasus

Regional
Mayat Pria Tanpa Identitas yang Ditemukan di Hutan Kateri Dikenali Keluarga

Mayat Pria Tanpa Identitas yang Ditemukan di Hutan Kateri Dikenali Keluarga

Regional
Jadi Penyusun Ulang Buku “Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil”, Mba Ita: Komitmen untuk Tangani Stunting

Jadi Penyusun Ulang Buku “Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil”, Mba Ita: Komitmen untuk Tangani Stunting

Regional
Seorang Warga Sikka Dianiaya 3 Pria hingga Babak Belur, Satu Pelaku Berstatus ASN

Seorang Warga Sikka Dianiaya 3 Pria hingga Babak Belur, Satu Pelaku Berstatus ASN

Regional
Usai Penarikan Pencalonan, Caleg PDI-P Terpilih di Salatiga Resmi Diubah

Usai Penarikan Pencalonan, Caleg PDI-P Terpilih di Salatiga Resmi Diubah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com