SEMARANG, KOMPAS.com- Anak-anak muda Semarang memiliki segudang kemampuan yang patut diacungi jempol.
Tidak hanya di bidang seni ataupun industri kreatif, ternyata Kota Lumpia memiliki sekumpulan developer yang sukses menciptakan gim di Indonesia. Salah satunya, Sidji Studio.
Salah satu gim yang dibuat Sidji Studio adalah MaGer yang saat ini sudah diunduh lebih dari 3,5 juta pengguna gawai di Indonesia.
Uniknya, gim yang digagas oleh Glenn Andrenorman Anggoro dan kawan-kawannya itu merupakan gim yang dapat memberi keuntungan pada penggunanya.
Baca juga: Mengenal Gim A Space for the Unbound Asal Surabaya yang Masuk Nominasi The gim Awards 2023
Artinya, saat pemain memenangkan pertandingan pada gim, maka akan mendapatkan poin bernama "MaGer point" yang dapat dikalkulasikan menjadi uang melalui sistem pembayaran online, seperti DANA, OVO, Shopeepay, LinkAja, dan lain-lain.
Glenn menyebut, 1 poin MaGer sama dengan senilai Rp 1. Sehingga, para pengguna dapat mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya melalui permainan yang bisa didownload di Play Store itu.
"Bedanya dengan gim yang lain, adalah gim kami ini 100 persen free. Bener-bener free at all. Kami senang ada player, dan player pasti juga senang karena bisa dapat uang. Jadi saling mutualisme," ucap Glenn saat ditemui Kompas.com, Kamis (30/11/2023).
Glenn mengatakan, MaGer memiliki perjalanan yang cukup panjang. Dirinya membutuhkan waktu kurang lebih 4 tahun untuk mengembangkan MaGer sehingga bisa bertahan seperti saat ini.
"Kita testing 2019, lalu rilis tahun 2020. Nah waktu itu kan ada Covid-19, langsung naik secara signifikan, karena orang-orang pada di rumah dan main handphone," tutur dia.
Sebelum merilis MaGer, Glenn mengatakan, dirinya dan tim pernah merilis gim berbasis historical yang dinamai Heroes Mataram. Di dalamnya, melingkupi materi sejarah Mataram Islam dan perkembangannya.
Hanya saja, gim tersebut tidak dikembangkan lebih lanjut lantaran terhalang beberapa hal.
"Kalau Heroes Mataram itu sekitar tahun 2016. Setelah 2 tahun dan mau development, kita sadar bahwa kalau mau profit harus punya modal 500.000 USD, dan waktu itu kami belum punya dana sebesar itu," ungkap dia.
Meski begitu, Glenn dan kawan-kawannya tak lantas menyerah untuk menciptakan gim. Mereka terus berusaha untuk mencari funding dengan bertemu banyak pihak, hingga lahirlah gim MaGer yang sudah beroperasi sejak 2020.
"Gim MaGer umurnya 3 tahun dan masih profitable, karena kami memang mengejar sustainibility," ungkap CEO Sidji Studio itu.
Kendati demikian Glenn berharap, kedepannya Sidji Studio dapat berkolaborasi dengan pekerja kreatif ataupun seniman lokal untuk bersama-sama membangun perkembangan teknologi melalui gim developer.