PEKANBARU, KOMPAS.com - Sejauh mata memandang, deretan pohon durian menjulang tinggi di antara pepohonan karet dan sawit, seolah menyambut orang-orang yang melintas di Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar, Riau.
Sore itu, Rabu (15/11/2023), terlihat arus kendaraan yang ramai hilir mudik di ruas jalan utama Desa Pulau Birandang. Uniknya, ada banyak mobil mewah yang mampir di sana.
Rupanya, warga dari berbagai daerah di Riau memang sengaja datang untuk berburu durian ke kampung yang berada di dekat aliran Sungai Kampar itu.
Ya, Desa Pulau Birandang memang dikenal sebagai "surga durian" di Riau. Dan, saat ini sedang masuk musim panen.
Warga di sekitar pun menjajakan buah durian, dengan meletakkannya di atas meja yang dibuat khusus, di pinggir jalan.
Dibutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan darat dari Pekanbaru menuju ke Desa Pulau Birandang, sebelum kita bisa menikmati buah durian langsung dari pohonnya.
Baca juga: Festival Durian Langka di Rejang Lebong, Isi Merah hingga Tanpa Biji
Setiap tahun, ketika musim durian tiba di Desa Pulau Birandang, keramaian semacam ini memang kerap terlihat. Desa tersebut mendadak menjadi tempat wisata kuliner.
Warga pemilik kebun durian, menyediakan pondok-pondok untuk menunggu buah durian jatuh dari pohonnya.
Banyak warga dari daerah lain datang untuk merasakan sensasi menunggu durian jatuh, dan langsung menyantapnya, sambil menikmati suasana perkampungan dan perkebunan.
Setiap penggemar durian pasti paham, buah durian akan terasa lebih nikmat bila jatuh secara alami dari pohon dan langsung disantap.
Salah satu pondok yang ada di sana adalah milik Efriyon (31), yang terletak tak jauh dari jalan utama. Sore itu, dia ada di sana bersama istrinya, Fuji (30), serta anak dan mertuanya.
Di sebuah meja tertata lima buah durian yang jatuh pagi tadi. Terlihat juga sebuah tikar terbentang di tanah.
"Barusan ada satu rombongan yang datang makan durian di sini," ujar Efriyon mengawali percakapan dengan Kompas.com.
Baca juga: Resep Kolak Durian Ketan, Segar Gurih Legit di Satu Mangkuk