PONTIANAK, KOMPAS.com - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson menyoroti peristiwa tewasnya Hety Karmila (26), seorang bidan perkebunan kelapa sawit di dalam mes karyawan, Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu.
Menurut Harisson, polisi harus mengusut tuntas kasus tersebut.
“Saya minta kepolisian melakukan penyeledikan efektif untuk mengungkap penyebab kematian korban. Tenaga kesehatan kita ini sedikit, tolong jangan disiakan,” kata Harisson kepada wartawan, Senin (30/10/2023).
Baca juga: Bidan Tewas Misterius di Mes Kebun Sawit di Kapuas Hulu Kalbar, Ini Keterangan Orangtua Korban
Harisson juga mendorong perusahaan untuk bertanggung jawab menjaga keselamatan tenaga kesehatan atau karyawan lain yang betugas di daerah terpencil.
“Kalau nakes khawatir atau malah jera bertugas atau tinggal di suatu tempat, maka kasihan masyarakatnya, tidak ada nakes yang melayani mereka,” ucap Harisson.
Terkait hal tersebut, Harisson memastikan, telah meminta Kepala Dinas Kesehatan Kalbar untuk berkoordinasi dengan Pemkab Kaluas Hulu dan pihak perusahaan menyoal perjanjian kerjasama dalam merekrut tenaga kesehatan.
“Jangan sampai ada indikasi bahwa pihak perusahaan berusaha menutup kasus ini,” tegas Harisson.
Baca juga: Bidan di Kapuas Hulu Ditemukan Tewas, Ada Obat-obatan di TKP
Sebelumnya, seorang perempuan Hety Karmila (26) yang berprofesi sebagai bidan ditemukan tewas di dalam perumahan perkebunan kelapa sawit, Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar), Senin (23/10/2023) siang.
Kepala Polisi Resor Kapuas Hulu AKBP Hendrawan mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dalam peristiwa tersebut.
“Peristiwa tersebut masih dalam penyelidikan,” kata Hendrawan saat dihubungi, Rabu (25/10/2023).
Hendrawan menerangkan, usai penemuan jenazah, korhan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Pratama Semitau, untuk dilakukan visum dan autopsi.
“Belum bisa kami simpulkan apakah kasus pembunuhan atau bukan, masih menunggu hasil autopsi,” ujar Hendrawan.
Menurut Hendrawan, jenazah korban diduga ditemukan setelah meninggal dunia lebih dari 24 jam.
“Korban mengeluarkan darah di bagian hidung, mulut dan dubur,” ucap Hendrawan.
Sementara itu, hasil olah tempat kejadian perkara, kondisi kamar korban dalam kondisi berserakan dan ditemukan pecahan cermin kecil.
Di lokasi kejadian, ungkap Hendrawan, juga ditemukan obat merk Omedrinat, Ambroxol Hydroc Cloride dan 2 buah kedondong kecil.
“Saat ini korban telah dibawa pulang ke rumah duka di Kecamatan Selimbau,” tutup Hendrawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.