Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Satu-satunya Warga yang Masih Tinggal di "Kampung Mati" Cepoko Semarang, Banyak yang Datang Malam Hari

Kompas.com - 17/10/2023, 14:02 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Warga Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), dihebohkan oleh video di media sosial (medsos) yang memperlihatkan sebuah kampung mati di Kelurahan Cepoko, Semarang. 

Permukiman yang disebut kampung mati tersebut berada di sudut Kota Semarang yang berbatasan dengan Kabupaten Ungaran, Jateng. 

Kabar tersebut juga diperkuat dengan adanya lokasi kampung mati di Kelurahan Cepoko jika dilihat dari aplikasi Google Maps. 

Kompas.com sudah menelusuri keberadaan permukiman yang disebut kampung mati itu dan berhasil bertemu dengan satu-satunya warga yang saat ini masih beraktivitas di permukiman. 

Baca juga: Cerita Kampung Mati di Cepoko Semarang, Rumah-rumah Megah Ditinggalkan, Ini Faktanya

Jika dilihat, permukiman tersebut memang banyak bangunan rumah yang terbengkalai.

Beberapa rumah juga sudah tertutup rumput ilalang. Selain itu, atap rumah tersebut juga banyak yang sudah roboh. 

Nailil (23), warga yang masih tinggal di permukiman tersebut mengatakan, banyak orang yang membuat konten horor di tempat tersebut tanpa seizin dirinya. Hal itu membuatnya menjadi risih. 

"Terganggu dengan adanya konten-konten horor itu. Apalagi, buatnya tanpa izin," kata Nailil, saat ditemui di rumahnya, Selasa (17/10/2023). 

Dia mengatakan, tempat tinggalnya mulai dibuat konten sejak dua tahun lalu.

Menurutnya, banyak informasi yang diunggah di media sosial yang justru tidak sesuai fakta. 

"Pada buat konten katanya horor, padahal saya di sini biasa saja. Tak ada kesan horor," kata dia. 

Nailil mengaku, sudah dua tahun tinggal di tempat tersebut. Dia menempati satu rumah yang berada di bagian depan untuk digunakan sebagai gudang sekaligus kantor gas elpiji. 

"Konten-konten itu juga bisa ganggu jualan ini khawatirnya. Makannya, kenapa pada tak izin kalau buat konten di sini," papar dia. 

Baca juga: Korban Order Fiktif, Syahrul: Kami Kemarin Kedatangan 28 Mobil Rental, Pemesannya Pakai Nama Keluarga Saya

Selama ini, banyak konten kreator yang buat video di tempatnya dengan cara diam-diam ketika malam hari sehingga mengganggunya. 

"Kalau tidak biasanya pada ke sini saat saya tidak ada di sini (rumah)," imbuh dia. 

Selain itu, orang yang datang secara diam-diam itu juga meninggalkan sampah seperti bungkus kopi dan mi instan. 

"Jadi, setiap pagi saya nyapu sampah-sampah itu," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com