Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Nilai Mahfud dan Khofifah Belum Tentu Janjikan Kemenangan jika Jadi Cawapres Ganjar

Kompas.com - 04/10/2023, 16:52 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Belum lama ini, Menkopolhukam Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa muncul sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres) pasangan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.

Kendati demikian, pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip), Nur Hidayat Sardini, meragukan keduanya bakal mendulang banyak suara untuk pemenangan Ganjar dalam kontestasi Pilpres mendatang.

"(Mahfud dan Khofifah) bisa mendulang suara (untuk Ganjar) atau enggak kan harus dibuktikan," ujar mantan Ketua Bawaslu RI itu, saat dihubungi melalui sambungan telepon, pada Rabu (4/10/2023).

Meskipun Mahfud dan Khofifah merupakan tokoh yang popular di masyarakat, elektabilitas keduanya tetap perlu dibuktikan dengan survei.

Baca juga: Diare Jadi Penyakit Paling Subur di Semarang Selama Kemarau, Dinkes Imbau Warga Tunda Diet

"Tentu kan dua hal yang sering dijadikan pedoman (bukti). Satu yang paling pasti adalah Pemilu itu sendiri, yang kedua melalui survei kalau untuk mengukur apakah itu dapat mendulang suara atau enggak," ungkap dia.

Ketua Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan Undip Semarang itu menilai bila masuknya kedua tokoh itu dalam bursa cawapres Ganjar menunjukkan PDI Perjuangan masih mengandalkan politik ketokohan.

Dengan menggandeng tokoh yang memiliki popularitas dan pengaruh besar di publik, PDI-P menargetkan kemenangan dalam kontestasi Pilpres mendatang.

"Tapi, buat saya pribadi sebaiknya calon itu betul-betul mandiri juga dari hal-hal yang meminjam menerima endors dari petahana atau tokoh tertentu. Percaya sajalah kalau memang sosok capres mumpuni lakukan saja, tidak harus mengambil endors dari sosok-sosok tertentu," ucap dia.

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/8/2023).KOMPAS.com/Dian Erika Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/8/2023).

Menurutnya, memang tidak ada larangan menggunakan strategi ketokohan. Namun, lelaki yang akrab disapa NHS menilai, bila paslon capres-cawapres memang berkualitas, maka rakyat akan memilihnya tanpa ragu.

"Tapi, kalau punya kualitas tinggi dari seorang capres-cawapres, harus percaya saja kepada apa yang sudah ditempuhnya, apa yang sudah dialaminya tanpa perlu menerima endors dari sosok lain," beber NHS.

NHS menambahkan, calon pemimpin bangsa yang patut dipilih ialah mereka yang memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan besar untuk bangsa dan negara.

Baca juga: Menunggak Pajak Ratusan Juta Rupiah, Sejumlah Tempat Usaha di Kabupaten Semarang Terancam Ditutup

 

Bukan hanya soal melanjutkan program ataupun perubahan.

Menurutnya, melanjutkan program yang sudah ada maupun mendorong perubahan tidak selalu bermakna negatif. Keduanya memiliki nilai positif masing-masing.

"Yang penting memberi harapan masa depan dan rakyat dapat memilih mereka yang punya jiwa kemandirian. Akar yang perlu dibangun adalah akar ke bumi, ke rakyat, bukan akar yang menggantung," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com