Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampaikan Tuntutan di Depan Balai Kota Solo, Ratusan Driver Ojol Nyanyikan Lagu "Gibran Anaknya Pak Jokowi"

Kompas.com - 11/09/2023, 15:43 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Ratusan pengemudi atau driver ojek online (ojol) yang tergabung dalam gabungan aksi roda dua (Garda) Solo bersama roda empat menggelar aksi damai di depan Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (11/9/2023).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, massa aksi yang terdiri dari mitra Gojek, Grab, Maxim, dan Shopee tiba di depan kantor Wali Kota Solo itu sekitar pukul 11.00 WIB.

Mereka menuntut agar ada penetapan Peraturan Gubernur yang mengatur terkait biaya jasa batas bawah dan biaya jasa mininal ojek online di Solo.

Baca juga: Viral, Video Sopir Konvensional Adang Driver Ojol di Kuta Mandalika Lombok Tengah

Mereka juga meminta agar aplikator yang melanggar Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 667 Tahun 2022 tentang Biaya Sewa Penggunaan Aplikasi Paling Tinggi 15 persen ditindak tegas serta menghapus biaya tambahan di semua aplikator.

Mereka pun mengancam akan menggelar aksi lebih besar jika selama 7x24 jam belum ada peraturan Gubernur yang mengatur biaya jasa batas bawah dan biaya jasa minimal.

Selain menyampaikan tuntutan, salah satu orator juga mengajak seluruh massa aksi menyanyikan lagu "Gibran putranipun Pak Jokowi" (Gibran anaknya Pak Jokowi). Berikut lirik lengkap lagu tersebut.

Mas Gibran putranipun Pak Jokowi (Mas Gibran anaknya Pak Jokowi)
Sowan kulo bade bade nyuwun ditulungi (Datang saya ke sini mau minta dibantuin)
Tekan ngomah anak kulo kurang gizi (Sampai rumah anak saya kurang gizi)
Gulu kulo ditekak aplikasi (Leher saya dikecik aplikasi)

Aksi tersebut sempat membuat arus lalu lintas di depan Balai Kota Solo tepatnya Jalan Jenderal Sudirman tersendat.

Aparat kepolisian yang dipimpin Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota (Wakapolresta) Solo, AKBP Catur Cahyono diterjunkan mengamankan jalannya aksi damai.

Perwakilan massa aksi diterima oleh perwakilan Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Provinsi Jawa Tengah, Ditjen Perhubungan Darat dan Kepala Bidang Angkutan dan Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Yulianto Nugroho.

Setelah melakukan audiensi di ruang Bagian Pelayanan Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kota Solo, para driver ojol baik roda dua dan roda empat yang melakukan aksi damai membubarkan diri.

Perwakilan dari driver ojol roda dua, Josafat Satrijawibawa meminta pemerintah mengabulkan tiga tuntutannya, 

"Kita ingin adanya revisi dari KP 667 dan KP 001, karena selama ini belum terealisasi di lapangan dan tidak ada pengawasan dari pihak regulator atau pemerintah," kata dia.

Baca juga: Kisah Driver Ojol Perempuan Semarang, Melawan Saat Dilecehkan, Nekat Turunkan Penumpang di Kantor Polisi

Pihaknya juga mengeluhkan masih ada potongan aplikasi di atas 15 persen. Pemotongan biaya aplikasi ini dinilai sangat merugikan para driver ojol.

"Sesuai dengan KP 667 itu maksimal biaya aplikasi 15 persen. Tapi ternyata di lapangan 20 persen lebih pemotongannya. Itu yang sangat merugikan bagi kami," terang dia.

Perwakilan dari driver ojol roda empat, Wekik mengatakan, pendapatan driver mengalami penurunan drastis sejak ada kebijakan program "hemat" yang dilakukan aplikator.

"Aplikator kenapa dia memakai istilah hemat tapi dia tidak mau memangkas biaya operasional dia sendiri. Malah justru memangkas pendapatan mitra. Turunnya juga lumayan. Dari yang biasanya kita nemerima perkilometer Rp 3.500 kita cuma menerima sekitar Rp 3.200 bahkan ada yang kurang dari Rp 3.000," kata Wekik.

Kepala Bidang Angkutan dan Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Yulianto Nugroho mengatakan, akan menyampaikan tuntutan para driver ojol baik roda dua maupun roda empat ke Kementerian Perhubungan.

"Kami hanya bisa menampung dan akan menyampaikan itu semuanya ke Kementerian Perhubungan terkait hal ini," kata Yuli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com