Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian UGM di Bawah Rumah Mbah Karyo, Potensi Longsor Dinilai Tinggi

Kompas.com - 24/08/2023, 23:41 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com –Lubang misterius halaman rumah Karyo Dimejo (70) ternyata berpotensi tinggi menjadi tanah longsor di Pedukuhan Popohan, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Hal ini terungkap dari kajian Laboratorium Geologi Tata Lingkungan, Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. 

Baca juga: Para Ahli Mulai Meneliti Lubang Raksasa di Banjararum Kulon Progo

Kajian itu menemukan zona lemah atau rongga berupa tanah ambles memanjang di bawah rumah Mbah Karyo. Zona lemah ini tanah bergerak hingga berpotensi longsor.

“Potensi longsor tinggi. Tadi kan ditunjukkan garis merah tanda panah kan sudah ada tanda retaknya. Tanda retaknya yang dia terjadi adanya deformasi. Retak itu ada dua kemungkinan, retak karena deformasi sampai ke dalam atau dia di atasnya ada lapuk karena ada lempung yang dia swelling,” kata Wahyu Wilopo, Pakar Geologi UGM di Kantor BPBD Kulon Progo, Kamis (24/8/2023)

Wahyu memimpin kajian pada lubang misterius di halaman rumah Mbah Karyo ini, juga di beberapa lokasi tanah bergerak di Banjararum.

Baca juga: Riset Mengungkap Kedalaman Lubang Misterius di Kulon Progo Lebih 50 Meter

 

Kajian meneliti pula kawasan sekitar lubang yang merupakan susunan batuan breksi andesit, batu gamping dan batu pasir. Lokasi penelitian itu bagian dari daerah aliran sungai (DAS) Khayangan, berada pada pemukiman dan perkebunan warga. 

Titik lubang amblas. Popohan dan sekitarnya berada pada kerentanan menengah hingga tinggi terjadi gerakan pada tanah.

Kajian pada titik lubang ambles menggunakan metode survey georadar atau Ground Penetrating Radar (GPR) pada empat titik di sekeliling rumah Mbah Karyo. Titik itu ada yang sepanjang 5 meter, 6m, 7m dan 19m. Selain itu, mereka juga melakukan pengamatan menggunakan drone. 

GPR bekerja dengan cara mengirim gelombang elektromagnetik ke dalam tanah. Sistem GPR  menghasilkan citra atau rekaman bawah permukaan tanah sehingga bisa dianalisis  kedalaman, ukuran, dan jenis objek yang terdeteksi.

Membaca rekaman georadar, ia menunjukkan adanya citra yang menunjukkan zona lemah atau rongga di beberapa titik survey. 

“Ambles (di zona lemah) di sini menunjukkan pola memanjang horisontal bukan hanya turun tapi ada horisontal ke arah timur, memotong rumah itu. Pas di kaki, mepet di kaki lereng sisi Utara,” kata 

 

Kedalaman rongga antara 15-20 meter. Kedalamannya bisa lebih dari itu karena keterbatasan GPR. Kajian ini pula menunjukkan potensi tanah bergerak ke arah timur. 

“Masih ada kemungkinan ambles (longsor) juga. Kita tidak tahu kapan bisa satu tahun atau 100 tahun,” kata Wahyu.

Fenomena lubang ambles, gerak tanah jamak di Kalibawang. Wahyu mengungkapkan hal ini karena UGM telah melakukan penelitian tanah bergerak di Kalibawang sejak 2008. Seperti halnya lubang ambles, penelitian dilakukan pada spot-spot tertentu. 

Selama ini, lokasi-lokasi itu pada umumnya masih layak ditinggali, meski dengan kewaspadaan tinggi. Bila terjadi pergerakan yang lebih masif maka perlu dilakukan sejumlah langkah mitigasi ke depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com