SERANG, KOMPAS.com - Wakil Ketua I DPP Ikatan Keluarga Alumni (IKAL) Lembaga Ketahanan Nasional RI (Lemhannas) Mustafa Abubakar meminta kader Lemhannas di Banten untuk menjaga persatuan dan keutuhan bangsa menjelang Pemilu 2024.
Mustafa tidak menginginkan terjadi perpecahan, bahkan muncul kubu-kubu di masyarakat seperti Pemilu 2019.
"Kita menjadi katalisator keutuhan bangsa, terutama menjelang pemilu. Jadi nanti akan terjadi polarisasi pada saat pesta demokrasi dan sesudahnya jangan sampai terjadi keterbelahan, perpecahan seperti masa-masa yang lalu," kata Mustafa usai melantik DPD IKAL Lemhannas Banten di Kota Serang. Senin (31/7/2023).
Mantan Menteri BUMN itu meminta alumni Lemhannas di tanah para jawara menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam menjalankan programnya.
Namun, tetap memberikan kritik dan masukan demi kemajuan Banten kedepannya.
"Saya harapkan alumni Lemhannas ini menjadi mitra strategisnya pemerintah daerah. Tapi tetap kritis, apa yang kurang baik sampaikan, kritik hampir seperti oposisi tapi oposisi yang sehat," ujar dia.
Guna mengantisipasi perpecahan, Mustafa juga mengintruksikan kepada alumni dan kader Lemhannas dapat menyampaikan wawasan kebangsaan ke tengah-tengah masyarakat langsung.
"Kepentingan nasional adalah segalanya dibandingkan kepentingan pribadi kelompok golongan," kata dia.
Selain itu, mantan Gubernur Aceh itu juga meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai konten-konten yang dapat menjadi pemicu perpecahan, baik pemilu radikalisme maupun terorisme di media sosial.
Baca juga: PKB Undang Pakar dan Akademisi Minta Masukan untuk Pemenangan Pemilu 2024
"Saat ini medsos terlalu mudah dimanipulasi, mudah masuk untuk provokasi sehingga kita yang kurang cermat atau waspada membaca medsos sekarang ini," tandas Mustafa.
Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan akan berkolaborasi dengan alumni Lemhannas menjaga stabilitas kemanan menjelang Pemilu 2024.
"Kita bersatu, kita berharap Banten akan lebih terjaga stabilitasnya sehingga bisa melakukan pembangunan, kemasyarakatan yang digiatkan," kata Al Muktabar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.