Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Ayah Jalan Kaki 10 Km Gendong Anaknya ke Rumah Sakit, Balita 4,5 Tahun Tak Terselamatkan

Kompas.com - 05/07/2023, 12:34 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Seorang ayah menggendong anaknya yang masih balita berinisial MTA berusia 4,5 tahun sejauh 10 kilometer untuk dibawa ke rumah sakit.

Aksi ini dilakukan Martadinata dan istrinya bernama Rita menggendong anaknya dari rumahnya yang berada di kawasan kebun ke rumah sakit yang berada di Desa Gunung Meraksa Lama, Kecamatan Pendopo, Empat Lawang, Sumatera Selatan (Sumsel).

Anak pasangan suami istri ini menderita muntaber, namun saat dalam perjalanan ke rumah sakit, MTA meninggal dunia.

Kapolsek Pendopo, AKP Dwi Sapriadi mengatakan, saat itu personelnya sedang berpatroli malam untuk mengantisipasi 3C di wilayah Pendopo dan Pendopo Barat (Pobar).

Mereka secara tidak sengaja menjumpai Martadinata dan Rita pasangan suami istri yang sedang membawa anaknya sekitar pukul 01.40 wib, Minggu (2/7/2023).

Baca juga: Damkar Kota Yogyakarta Evakuasi Balita yang Tercebur Sumur, Korban Meninggal

"Saat melaksanakan patroli dari arah Desa Muara Karang mengarah ke Pendopo setibanya di Desa Gunung Meraksa Lama mendapati suami istri Martadinata dan ibu Rita berjalan tergesa dengan menggendong seorang anak," katanya dilansir dari TribunSumsel.com.

Pasutri tersebut mengatakan anaknya sakit namun ternyata meninggal saat di perjalanan, kemudian meminta bantuan ke polisi untuk dianter ke rumahnya di Desa Landur.

Setelah pemakaman anaknya, Martadinata akhirnya bisa menceritakan kronologi perjuangannya jalan kaki demi mencari tempat berobat untuk anaknya.

"Pada malam itu anak saya sekitar jam 12 malam terbangun tidur awalnya ia minta minum lalu ingin buang air besar, usai buang air dia masih bisa jalan dan sempat tidur lagi kemudian mengeluhkan sakit perut," ujarnya.

"Saat itu sempat diberi obat oleh ibunya setelah itu ia langsung muntah awalnya kami tidak panik tapi setelah muntah 2 kali kami panik dan berencana membawanya ke dusun," tambah Martadinata.

Baca juga: Sopir Barang Asal Bengkulu Ditemukan Tewas di Empat Lawang, Diduga Dibunuh Teman

Tanpa berpikir panjang kedua pasangan suami istri itu langsung memutuskan berangkat ke Desa walau saat itu jam menunjukkan pukul 1 malam.

Mereka tetap berangkat dengan menggunakan penerangan seadanya melintasi perkebunan kopi dengan kontur naik turun di tengah malam yang gelap gulita.

"Kami pun berangkat saat itu anak saya muntah-muntah terus, belum lama kami mulai berjalan mungkin sekitar 5 menit lebih anak saya meninggal dalam gendongan saya," ujarnya.

Saat Maradinata menyadari jika Meilani telah meninggal dalam gendongannya, ia terus menguatkan hatinya untuk membawa anaknya ke desa dengan terus berjalan kaki bersama istrinya menempuh jarak 10 km jauhnya.

Baca juga: Kronologi 2 Balita Tenggelam di Sungai Rolak Surabaya, Sempat Ditinggal Kakaknya Beli Bakso

"Setelah sampai di jalan besar atau desa terdekat Desa Gunung Meraksa Lama di itulah saya bertemu polisi yang sedang patroli, disana saya ceritakan kepada mereka lalu saya minta diantar pulang ke Desa Landur," katanya.

Adapun Meilani telah dimakamkan di hari yang sama saat ia meninggal yakni Mingggu 2 Juli 2023 di pemakaman umum Desa Landur.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Ayah di Empat Lawang Menembus Gulita Jalan Kaki 10 Km Antar Anak Sakit, Meninggal di Gendongan

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Tengah Malam Polisi Empat Lawang Dapati Pasutri Gendong Anak Sudah Meninggal di Jalan, Kronologinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com