Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi 3 Bulan Saspek Pertusis di Nunukan Meninggal Dunia, Dinkes Lakukan Pelacakan Kasus

Kompas.com - 16/06/2023, 13:44 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Bayi berusia 3 bulan di Desa Patal, Kecamatan Lumbis, Nunukan, Kalimantan Utara, meninggal dunia.

Bayi tersebut, menjadi saspek pertusi, dan sudah terlambat mendapat perawatan medis.

"Kondisinya seharusnya sudah harus ada penanganan medis. Tapi lokasinya sangat jauh dan tidak ada Puskesmas dengan peralatan memadai. Bayinya dilarikan ke Pustu sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Malinau," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Dinas Kesehatan Nunukan, Sabaruddin, Jumat (16/6/2023).

Baca juga: Batuk Rejan

Si bayi, mengalami demam dan sering batuk batuk. Suhu tubuhnya yang panas, dianggap demam biasa, sehingga orangtuanya masih belum menyadari gawatnya kondisi si bocah.

Umumnya, jelas Sabaruddin, batuk ini akan muncul dalam waktu 7–21 hari setelah bakteri masuk dan menginfeksi saluran pernapasan.

Gejala pertusis, atau bahasa lainnya batuk rejan, biasanya ditandai dengan batuk ringan, pilek, dan demam seperti gejala awal flu.

Dalam kasus ini, orangtua si bayi baru membawanya ke Pustu setelah beberapa obat biasa tidak berpengaruh pada kondisinya.

"Sayangnya ada indikasi penyakit berat, yang membuat pihak Pustu menganjurkan untuk dirujuk ke rumah sakit Malinau karena jaraknya lebih dekat dari pada rumah sakit Nunukan," lanjut Sabar.

Di rumah sakit, demam bayi tak kunjung turun, batuknya semakin sering dan menjadi batuk rejan.

Baca juga: Ilmuwan Peringatkan Mutasi Bakteri Pemicu Batuk Rejan, Kenapa?

Batuk inilah yang diduga membuat si bayi akhirnya kesulitan untuk bernapas. Suara rejan, membuat penderitanya kekurangan oksigen di dalam darah, atau luka pada tulang rusuk, akibat batuk yang begitu keras.

Dari diagnosis dokter, si bayi diduga mengidap pertusis. Dokter kemudian mengambil sampel untuk penelitian laboratorium dan menetapkan status bayi sebagai suspeck pertusi.

"Sample kemudian dikirim ke Balitbangkes Surabaya. Meski hasil sample belum keluar, Dinkes Nunukan segera menurunkan tim medis, dan menggandeng pihak desa, Polisi dan Bhabinsa setempat, untuk tracking dan mencegah potensi penularan," kata Sabaruddin.

"Sayangnya karena kondisinya yang sudah lebih 15 hari mengidap demam disertai batuk rejan dan gangguan pernapasan, si bayi meninggal setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit," tambahnya.

Menurut Sabar, virus pertusis menjadi salah satu wabah yang mudah dan sangat cepat menular.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Mengkhawatirkan, Warga: Bikin Sering Batuk

Usia rentan yang sangat berpotensi terkena pertusi, adalah Balita dan Manula, meski ada juga beberapa kasus terjadi pada usia produktif.

"Sejauh ini, belum ada laporan terjadi penularan di tempat tinggal bayi tersebut. Kita juga sudah melakukan tracking ke desa lain yang sebelumnya dikunjungi bayi dan orangtuanya. Belum ada temuan kasus baru," tegasnya.

Sabaruddin melanjutkan, kasus pertusis ini menjadi kasus pertama di Nunukan. Laporan terakhir yang tercatat di Dinkes Nunukan adalah pada 20 tahun silam.

"Secara data, kasus pertusis terakhir yang dilaporkan adalah 20 tahun lalu. Tapi kita masih melakukan pendalaman dan pencegahan. Kita sosialisasi terkait Pertusis di masyarakat, semoga kasus kematian si bayi, menjadi kasus yang terakhir," harap Sabaruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com