BANDUNG, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat menemukan kasus Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar sapi atau kerbau jelang Hari Raya Idul Adha.
LSD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang utamanya menyerang hewan sapi. Ciri-ciri penyakit ini munculnya benjolan pada kulit sapi.
Bintik-bintik tersebut kecil dan keras, tetapi secara bertahap tumbuh ukurannya dan menjadi lembut serta berisi cairan.
"Kulit di atas bintik-bintik tersebut dapat menjadi merah, membengkak, dan akhirnya mengalami ulserasi, yang kemudian dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat M Arifin Soedjayana, Kamis (14/6/2023).
Baca juga: Jelang Idul Adha, Tak Ditemukan PMK dan LSD pada Sapi di Banyumas
"LSD dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan karena menurunkan produksi susu, penurunan berat badan, menurunkan fertilitas, dan kematian dalam kasus-kasus yang parah," tambahnya.
Baca juga: Jelang Idul Adha, Jasa Cuci Hewan Kurban di Kuningan Dibanjiri Pelanggan
Menurut Arifin, virus penyebab LSD iitu termasuk dalam genus Capripoxvirus. Virus ini ditularkan melalui antropoda, terutama serangga penghisap darah (lalat, nyamuk, caplak), pakan dan air yang terkontaminasi, serta penularan langsung melalui saliva, sekresi hidung, dan air mani.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan di Jalan Tol Solo-Ngawi, 5 Sapi Jadi Korban
Sapi merupakan hewan paling rentan terserang LSD, serta spesies lain seperti kerbau air dan ruminansia liar.
"Namun, kambing dan domba dilaporkan resisten terhadap infeksi LSDV. Kita sudah ada temuan kasus itu seperti di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Pantura," ucap Arifin di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/6/2023).