KOMPAS.com - Irsad (44) dan Wahyu Tri Ningsih (41), pasangan suami istri (pasutri) asal Kabupaten Pesawaran, Lampung, menjadi korban pembunuhan Tohari alias Mbah Slamet.
Anak korban, Alda (16), menceritakan sebelum orangtuanya pergi ke Jawa, mereka sempat berpesan kepadanya.
"Pesannya sebelum pergi supaya jaga adik yang kecil," ujarnya, Minggu (9/4/2023), dikutip dari Tribun Jateneg.
Kepada Alda, Irsad dan Ningsih mengaku akan pergi ke Jawa Timur.
"Terakhir chat cuma kasih kabar saja sudah sampai di Jawa, itu terakhir," ungkapnya.
Sementara itu, menurut kakak Irsad, Helmi, adiknya sudah satu tahun meninggalkan Kabupaten Pesawaran. Saat masih berada di Pesawaran, Irsad bekerja sebagai pengusaha kerajinan kain tapis.
Baca juga: Pasutri asal Lampung Korban Mbah Slamet Sudah 1 Tahun Pergi, Mengaku Mengajar Kursus
Ketika hendak pergi ke Jawa, Irsad berpamitan ke keluarga bahwa dirinya mendapat pekerjaan mengajar di wilayah Jawa Tengah.
"Katanya di sana ada kerjaan, ngajarin kursus begitulah, dibayar per jam, setelah itu dia pamit nggak ada kontak lagi," tuturnya, Rabu (5/4/2023).
Helmi mengatakan, selama pasutri tersebut pergi, keluarga tidak pernah mendapatkan kabar sama sekali dari Irsad maupun Ningsih.
Saat kasus pembunuhan dukun pengganda uang Banjarnegara menjadi sorotan, keluarga baru mengetahui bahwa Irsad dan Ningsih menjadi korban Mbah Slamet.
Baca juga: Isak Tangis di Pemakaman Pasutri Asal Lampung Korban Dukun Slamet Pengganda Uang Banjarnegara