Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kades Ajukan Rp 300 Triliun dari APBN untuk Dana Desa, Dedi Mulyadi: Lumrah dan Harus Dihargai

Kompas.com - 20/03/2023, 12:00 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Ribuan kepala desa, perangkat desa, dan BPD, berkumpul di Gelora Bung Karno (GBK) untuk mendesak agar pemerintah pusat mengantarkan dana desa sebesar 10 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Mereka juga meminta pemilihan kepala desa 2023 di 7.000 desa tidak ditunda. Selain itu, para perangkat desa itu pun meminta pemerintah pusat untuk menetapkan Hari Desa Nasional.

Tanggapan Dedi Mulyadi

Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi mengatakan, aspirasi yang disampaikan para kepala desa itu lumrah.

Pasalnya, menurut Dedi, Indonesia terdiri dari desa-desa dan seluruh Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki berada di desa.

Baca juga: Alokasi Dana Desa di Jatim Rp 7,9 Triliun, Pemprov: Sudah Disalurkan Rp 2,134 Triliun

Ketika desa mulai mendapatkan alokasi dana desa untuk pembangunan infrastruktur, dia menilai, efek yang dirasakan semakin baik dibandingkan sebelumnya.

"Pengajuan anggaran desa 10 persen dari APBN yang diajukan Apdesi itu merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh para kepala desa," kata Dedi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, pada Senin (20/3/2023).

"Jadi baru disawer sedikit saja desa sudah tumbuh apalagi kalau dibangun sistem memadai, bagi hasil antara pusat dan desa, itu akan (memicu) efek pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, sampai investasi desa," imbuhnya.

Terkait kekhawatiran adanya penyimpangan pengelolaan dana desa, Dedi menjelaskan, hal itu terjadi karena anggaran desa selalu menjadi sorotan dan yang menyorotnya pun banyak.

Baca juga: Imbas Event Trail di Ranca Upas, Dedi Mulyadi Minta Offroad di Hutan Dihentikan

Dia membeberkan, pihak-pihak yang menyoroti hal itu antara lain, oposisi atau kelompok yang kalah dalam pemilihan kepala desa, LSM yang fokus pada anggaran desa, serta oknum wartawan "bodrek" yang kerap mempertanyakan dana desa.

"Sehingga saat ini desa sangat terawasi. Sudah kecil yang mengawasi banyak sehingga gampang ketahuan salahnya," ujar Dedi.

Kondisi tersebut, menurutnya, berbeda dengan kabupaten atau kota, provinsi, bahkan pusat yang memiliki anggaran sangat besar sehingga sangat sulit diawasi dan yang mengawasinya pun tak banyak.

Semakin tinggi jenjang pemerintahan, semakin sulit diakses dan diawasi. Sebaliknya, semakin rendah, justru semakin mudah untuk diawasi.

"Contoh kecilnya saja, di desa ada jalan lingkungan yang setiap hari dilewati oleh warga, dilewati oleh oposisi, LSM, dan lain-lain. Jalan itu sangat gampang diawasi dan lapornya gampang, berbeda dengan jalan nasional," jelasnya.

Baca juga: Sebut Rumah Sakit Rujukan di Jabar Belum Memadai, Dedi Mulyadi: Dari Kampung Jauh, Jalan Banyak Rusak

Sebagai orang yang hidup di desa dan berhubungan dengan kepala desa, Dedi menyampaikan, pernyataan yang dilontarkan Ketua Umum DPP Apdesi, Surtawijaya, adalah hal yang wajar.

"Sebagai orang yang setiap hari di desa, berhubungan dengan desa, bahkan kalau olahraga pagi bareng kepala desa dan sering dicurhati, pengajuan itu adalah hal yang lumrah dan itu bentuk aspirasi yang harus dihargai," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com