SEMARANG, KOMPAS.com - Berdasarkan Data Dinas Kesehatan, sebanyak enam warga Kota Semarang, Jawa Tengah meninggal dunia karena penyakit leptospirosis.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Semarang, Nur Dian Rakhmawati mengatakan, sudah ada 22 kasus leptospirosis di Kota Semarang.
"Sebanyak enam orang di antaranya meninggal dunia," jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (25/10/2022).
Baca juga: 1 Anak di Surabaya Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut Misterius, Ini Kata Wali Kota
Dia menjelaskan, leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan bakteri leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi, seperti tikus, anjing, dan babi.
"Bakteri ini bisa menular ke tubuh manusia melalui urine hewan yang bercampur dengan air," ujarnya.
Untuk itu, dia meminta agar warga Kota Semarang melindungi luka sekecil apapun. Menurutnya, bakteri leptospira bisa terkontaminasi melalui luka tersebut.
"Selain itu warga juga harus menjaga kebersihan," paparnya.
Ketika beraktivitas, dia meminta kepada warga agar menggunakan pelindung seperti alas kaki dan alas tangan. Selain itu, makanan yang akan dikonsumsi juga ditaruh di tempat yang aman.
"Simpan makanan dan minuman dengan baik dan lindungi luka dengan penutup luka," imbuhnya.
Berdasarkan identifikasi sebelumnya, orang yang terkena bakteri leptospira biasanya mempunyai gejala seperti sakit kepala, nyeri otot betis, muntah, diare, ruam, mata memerah.
"Biasanya, area putih mata juga menguning," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.