KOMPAS.com - Daluang, kertas asli Indonesia, telah digunakan sejak abad ke-9.
Kertas yang dibuat dari kulit pohon mulberry ini juga bisa dipakai untuk menulis, sama dengan fungsi kertas yang sering kita gunakan saat ini.
Dilansir dari situs Bobo.grid.id yang terbit pada 2 November 2018, dalam naskah kuno Kakawin Ramayana pada abad ke-9, dijelaskan bahwa bahan daluang digunakan sebagai bahan pakaian untuk "pandita".
Baca juga: Apa Itu Rebo Wekasan? Mengenal Berbagai Tradisi Tiap Rabu Terakhir di Bulan Safar
Pandita merupakan sebutan bagi orang yang bijaksana saat itu.
Lalu, seiring waktu, tepatnya pada abad ke-18, daluang dipakai juga sebagai kertas suci, sampai jadi mahkota penutup kepala yang disebut ketu.
Di sisi lain, dari artikel Kompas.com pada Maret 2015, ahli Filologi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Tedi Permadi, menjelaskan, daluang memiliki peran penting dalam masyarakat Indonesia.
Daluang, katanya, digunakan sebagai media naskah kuno dan wayang beber. Lalu daluang yang tipis juga digunakan untuk pakaian pendeta, kopiah, serta karton.
Bahkan, bagi umat Hindu daluang dpakai sebagai kertas suci yang digunakan sebagai ketitir dalam pelebon atau ngaben, sebagai kethu (mahkota penutup kepala untuk upacara keagamaan), tika (kalender hindu Bali) dan lainnya.
“Daluang memiliki banyak keutamaan. Berdasarkan penelitian teranyar, sebagai media tulis, serat kayu daluang yang tergolong dalam pohon paper mulberry adalah serat paling bagus. Bahkan restorasi dan pengarsipan di dunia, menggunakan serat murni ini karena bebas asam sehingga kuat hingga berabad-abad,” ujar Tedi kepada Kompas.com, Rabu (18/3/2015).