Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Bulan Bertarung Nyawa di Bawah Cerobong Asap, Warga Bandung Barat Kini Bernapas Lega Setelah Operasional Pabrik Dihentikan

Kompas.com - 23/08/2022, 13:12 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Warga Kampung Cibingbin, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, akhirnya bisa bernapas lega.

PT AIN, pabrik peleburan logam di kampung itu, akhirnya berhenti beroperasi setelah mendapat teguran dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat.

"Alhamdulillah. Sudah sekitar sepekan pabrik sudah tak beroperasi. Kira-kira setelah ada Sidak dari DLH minggu lalu," ungkap Rani Santika (36), warga setempat, saat ditemui pada Selasa (23/8/2022).

Baca juga: Belum Merdeka dari Pertambangan, Bendera Merah Putih Raksasa Dikibarkan di Tebing Karst Bandung Barat

Tiga bulan sebelum pabrik peleburan logam dihentikan, operasional pabrik menjadi mimpi buruk bagi warga.

Sejak Mei 2022, warga di dua RT di Kampung Cibinbin hidup bertarung nyawa di tengah polusi udara yang keluar dari cerobong asap PT AIN.

Rani merupakan satu dari puluhan warga yang terdampak betul akan ganasnya polusi udara yang diduga mengandung polutan batu bara.

Sebab, rumah Rani berada tepat di samping cerobong asap, sumber pencemaran.

"Satu keluarga saya kena dampak semua. Anak saya, saya merasakan sesak napas, ibu saya sering sakit, setelah diperiksa betul kata dokter karena faktor lingkungan (udara) enggak sehat," ujar Rani.

Baca juga: Ganasnya Pertambangan Karst dan Hilangnya Mata Air Pegunungan Sanghyang

Selama pabrik peleburan logam berbahan bakar batu bara itu beroperasi, hampir setiap bulan Rani memeriksakan keluarganya ke puskesmas terdekat.

"Dari cerobong asap setiap hari keluar asal pekat berwarna hitam bahkan sampai nempel debu-debu hitam di jemuran, di atap, di teras-teras rumah," kata Rani.

Beruntung, Rani bisa bertahan sampai operasional pabrik dihentikan pemerintah. Sebab, cerobong asap yang digunakan PT AIN dinilai tidak memenuhi standar sehingga berdampak pada pencemaran udara.

Kepala Bidang Tata Kelola Lingkungan Hidup DLH Bandung Barat Zamilia Moreta mengatakan, PT AIN dihentikan sementara lantaran terbukti operasional mereka tidak didukung dengan alat yang memenuhi standar sehingga menyebabkan pencemaran udara.

"Kita sudah menyepakati bahwa perusahaan itu harus berhenti beraktivitas sementara dan segera menindaklanjuti arahan kita," sebut Zamil.

Baca juga: Pura-Pura Tukar Uang Receh, Pria ini Tipu Warung di Bandung Barat dan Cimahi hingga Raup Rp 20 Juta

Pemilik pabrik harus memindahkan dan memperbaiki cerobong asap dengan ketentuan dan memenuhi baku mutu kualitas udara karena dalam proses produksinya, pabrik ini memakai bahan baku batu bara.

Selanjutnya warga, DLH KBB, dan pihak TNI-Polri akan menyaksikan proses uji coba kelayakan cerobong asap dan pembuangan limbah baik limbah udara maupun limbah cair agar tidak terjadi peristiwa serupa yang merugikan kesehatan warga. 

"Sehingga, parameternya harus diuji sesuai dengan kelayakan. Kita tidak memberikan batas waktu untuk melakukan penutupan pabrik. Semakin cepat mereka melakukan perbaikan ya semakin bagus," tutur Zamil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com