Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Sebatang Kara, Sri Mulyani Jual Jamu Gendong untuk Menyambung Hidup

Kompas.com - 15/06/2022, 10:12 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Di bawah terik matahari Kota Semarang, seorang wanita paruh baya berjalan keliling di Kawasan Kota Lama Semarang untuk menjajakan dagangannya.

Sambil menenteng ember kecil, Sri Mulyani (54), menggendong bakul besar berisi sejumlah botol kaca jamu tradisional.

Meski panas menyengat, Mulyani, begitu dirinya disapa, tampak bersemangat menjajaki puluhan kilo jalan beraspal dari Kota Lama Semarang hingga Kawasan Pasar Johar.

Baca juga: 8 Jenis Jamu Gendong dan Manfaatnya untuk Kesehatan, Apa Saja?

Dengan cekatan, Mulyani menyajikan jamu berbahan pokok rempah hasil olahannya. Ada jamu beras kencur, temulawak, cabe puyang, kunir asem, hingga brotowali (pahitan).

Sudah 40 tahun lebih nenek bercucu tiga itu menjual jamu gendong. Tiap harinya, Mulyani bisa mengantongi Rp 50.000 untuk menghidupi kesehariannya dan membayar rumah kontrakannya di Kawasan Stasiun Tawang, Semarang.

"Sehari dapetnya tidak banyak, kalau ramai bisa dapet Rp 50.000. Buat makan sehari-hari sama bayar kontrakan," tutur Mulyani kepada Kompas.com, Selasa (14/6/2022).

Perempuan asal Solo itu mengaku, dirinya hanya hidup sebatang kara di kota rantau. Lantaran, suaminya sudah meninggal dunia dan kedua anak perempuannya sudah berkeluarga.

Meski begitu, nenek yang berjualan jamu sejak kelas 6 Sekolah Dasar (SD) itu menuturkan, dirinya sangat bersyukur bisa bertahan hidup dengan upayanya sendiri.

"Sudah dilarang sama anak biar tidak jualan, tapi saya milih tetap jualan. Enak jualan, bisa dapat uang sendiri, tidak perlu merepotkan anak," jelas Mulyani.

Meski hidup di keadaan yang sulit, Mulyani tetap tegar berjuang menjalani hidup. Setiap hari, Mulyani berkeliling menawarkan jamu tradisional sekitar pukul 13.00 - 16.00 WIB.

Lebih jelas Mulyani menuturkan, bukan hal yang berat untuk menggendong bakul dan berkeliling di bawah panas yang menyengat. Meski sendirian, dirinya sadar ada hal yang harus dipertahankan dalam kehidupan.

"Tidak tahu mau balik Solo kapan. Kalau balik Solo sendirian, di sini juga sendirian. Ya mending di sini, bisa sambil jualan," pungkas dia

Baca juga: Sentra Jamu Gendong di Sleman, dari Jualan Keliling Digendong Sampai Dapat Pesanan Hotel-hotel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com