Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Kematian Tahanan Narkoba Dianiaya Petugas, Polisi: Karena Serangan Jantung

Kompas.com - 12/06/2022, 19:50 WIB
Andi Muhammad Haswar,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Polisi angkat bicara terkait kematian seorang tahanan narkoba berinisial S (31) saat dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Banjarmasin.

Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Sabana Atmojo membantah jika kematian S dikarenakan dianiaya oleh anak buahnya.

Sabana mengatakan, S meninggal dunia karena serangan jantung berdasarkan hasil rekam medis yang dikeluarkan RS Bhayangkara Banjarmasin.

Baca juga: Tahanan Narkoba Meninggal Sehari Setelah Ditangkap, Keluarga Curiga Dianiaya Polisi

"Foto rontgen menunjukkan pembengkakan jantung serta paru. Disimpulkan bahwa almarhum meninggal akibat serangan jantung," ujar Kombes Sabana Atmojo kepada wartawan, Minggu (12/6/2022).

Sabana juga mengatakan jika bukti rekam medik sudah berada ditangannya. Rekam medik itu berupa hasil laboratorium pemeriksaan terhadap S.

"Dari hasil pemeriksaan labolatorium, hasil EKG detak jantung lemah. Semua dokumen rekam mediknya kita ada," tegasnya.

Saat ditangkap, S kata Sabana sudah menunjukkan kondisi fisik yang menurun. S bahkan sempat mengeluh kepada petugas bahwa dirinya mengalami sesak nafas.

Setelah diberi perawatan dan obat, kondisi S berangsur stabil dan diputuskan dirawat jalan dan kembali dibawa ke Mapolresta Banjarmasin untuk pemeriksaan.

Namun, pada Jumat malam sekitar Pukul 20:00 Wita, S kembali mengeluhkan sesak napas. Petugas pun kembali membawanya ke RS Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Baca juga: Kronologi AKBP Beni Tewas Ditembak Tahanan Narkoba di Rumah Pelaku, Berawal dari Curhat Masalah Rumah Tangga

"Disitulah petugas mendapatkan informasi dari dokter jaga bahwa kondisinya menurun drastis. Tak lama kemudian dinyatakan meninggal dunia," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang tahanan narkoba berinisial S di Banjarmasin, Kalsel meninggal dunia sehari setelah penangkapan.

Keluarga korban mencurigai kematian S karena dianiaya oleh petugas.

Hal itu diperkuat oleh pengakuan istri korban, Sonia yang mengatakan bahwa suaminya sudah dipukuli saat penyergapan di rumahnya.

Baca juga: Usai Tembak Mati Dirtahti Polda Gorontalo, Tahanan Narkoba Coba Kabur Naik Pesawat, tapi Gagal karena Terlalu Pagi

Keluarga juga menemukan kejanggalan kematian korban karena di tubuhnya ditemukan sejumlah luka lebam seperti habis dianiaya.

Selain itu, saat ditahan di Polresta Banjarmasin, keluarga juga dilarang menjenguk korban.

Keluarga korban baru mengetahui kematian korban saat diminta datang ke RS Bhayangkara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic' di Kabinet, Gibran: Saya Tak Tahu Siapa

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic" di Kabinet, Gibran: Saya Tak Tahu Siapa

Regional
Saat Penjual Siomay di Semarang Curi 675 Celana Dalam...

Saat Penjual Siomay di Semarang Curi 675 Celana Dalam...

Regional
Eks Pejabat BUMD Cilegon Jadi Tersangka Korupsi Jalan Pelabuhan Rp 7 Miliar

Eks Pejabat BUMD Cilegon Jadi Tersangka Korupsi Jalan Pelabuhan Rp 7 Miliar

Regional
Jembatan Gantung Ngembik Magelang Dibongkar Lusa, Warga Bisa Lewat Jalur Alternatif Ini

Jembatan Gantung Ngembik Magelang Dibongkar Lusa, Warga Bisa Lewat Jalur Alternatif Ini

Regional
Anggota Geng Motor Pembacok Pelajar SMA Terancam 15 Tahun Penjara

Anggota Geng Motor Pembacok Pelajar SMA Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Rawan Terdampak Longsor, Warga Wolotopo Timur Ende Akan Direlokasi

Rawan Terdampak Longsor, Warga Wolotopo Timur Ende Akan Direlokasi

Regional
Soal 'Presidential Club', Gibran: Untuk Menyatukan Mantan Pemimpin

Soal "Presidential Club", Gibran: Untuk Menyatukan Mantan Pemimpin

Regional
Niatnya Berkonsultasi dengan Megawati Dinilai Tak Tepat, Gibran Buka Suara

Niatnya Berkonsultasi dengan Megawati Dinilai Tak Tepat, Gibran Buka Suara

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Awal Mula Perkenalan Suami di Cianjur Nikahi Istri yang Ternyata Laki-laki

Awal Mula Perkenalan Suami di Cianjur Nikahi Istri yang Ternyata Laki-laki

Regional
Kesal Kakinya Terinjak, Pemuda di Mamuju Tikam Seorang Pria

Kesal Kakinya Terinjak, Pemuda di Mamuju Tikam Seorang Pria

Regional
Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Regional
Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Regional
Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Regional
7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com