Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangutan hingga Owa Kalimantan Coba Diselundupkan, Berstatus Terancam Punah

Kompas.com - 01/06/2022, 23:53 WIB
Rosyid A Azhar ,
Khairina

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Identifikasi awal jenis dan jumlah satwa liar yang digagalkan aparat Polres Boalemo untuk diselundupkan menunjukkan jenis-jenis yang dilindungi dan berstatus kritis dalam daftar merah The International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Identifikasi ini dilakukan oleh staf Seksi Wilayah II Gorontalo Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara setelah penyerahan satwa dari Polres Boalemo.

Menurut Syamsuddin Hadju Kepala Seksi Wilayah II Gorontalo BKSDA Sulawesi Utara, satwa yang diselundupkan ini sebanyak 56 ekor dari jenis primata dan reptil.

Baca juga: 56 Satwa Liar Dimasukkan Penyelundup Dalam Keranjang yang Ditumpuk di Mobil, Banyak yang Stres

Syamsuddin Hadju mengeluarkan daftar identifikasi awal satwa liar ini, antara lain orangutan (Pongo pygmaeus), siamang (Symphalangus syndactylus), owa Kalimantan (Hylobates albibarbis), dan sejumlah biawak.

Dalam daftar merah yang dikeluarkan IUCN, orangutan masuk status critically endangered (CR) tahun 2016 yang berarti memiliki risiko punah dalam waktu dekat. Siamang, owa kalimantan, biawak banggai, kura-kura matahari berstatus terancam punah (endangered).

“Malam ini akan datang tim dari Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki, mereka akan melakukan pemeriksaan dan mengidentifikasi satwa ini lebih detail,” kata Syamsuddin Hadju, Rabu (1/6/2022).

Baca juga: Puluhan Satwa Liar Dilepaskan ke Habitatnya di Pulau Seram, Ada Buaya hingga Burung Nuri

Satwa-satwa ini sekarang dalam kondisi yang lebih baik di kandang Seksi Wilayah II Gorontalo BKSDA Sulawesi Utara. Mereka ditempatkan pada bangunan di belakang kantor.

Pagi tadi primata yang berada di kandang dikeluarkan di halaman kantor yang banyak ditumbuhi tanaman. Dari dalam kandang ini terdengar suara yang bersahutan. Untuk jenis reptil sejak kedatangan sudah ditempatkan di kandang bagian lain.

Yang terlihat istimewa adalah anak orangutan yang dibiarkan terlepas, ia terlihat menikmati pisang masak yang disediakan petugas.

Beberapa kali berjalan hingga ke halaman bangunan, setelah itu balik lagi ke dalam.

“Primata ini terlihat masih bayi, belum dewasa,” ujar Syamsuddin Hadju.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dugaan Korupsi Lahan Hutan, Anak Bupati Solok Selatan Mangkir Lagi

Dugaan Korupsi Lahan Hutan, Anak Bupati Solok Selatan Mangkir Lagi

Regional
Nama-nama Baru Bermunculan di Bursa Pilkada Salatiga, Salah Satunya Anak Mantan Wakil Wali Kota

Nama-nama Baru Bermunculan di Bursa Pilkada Salatiga, Salah Satunya Anak Mantan Wakil Wali Kota

Regional
Setelah 5 Hari Perjalanan, Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur

Setelah 5 Hari Perjalanan, Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur

Regional
Kisah Nelayan Semarang, Cuaca Ekstrem Sempat Bikin Ragu Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Kisah Nelayan Semarang, Cuaca Ekstrem Sempat Bikin Ragu Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Regional
Polisi Periksa Pasangan Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan

Polisi Periksa Pasangan Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan

Regional
Menantu di Banyuasin Pembacok Mertua Ternyata Sering KDRT Istri

Menantu di Banyuasin Pembacok Mertua Ternyata Sering KDRT Istri

Regional
Pemkot Bandar Lampung Mulai Pembangunan Chinatown

Pemkot Bandar Lampung Mulai Pembangunan Chinatown

Regional
Baru Dikubur Sehari, Makam Mahasiswi Kedokteran UMY Dirusak secara Misterius

Baru Dikubur Sehari, Makam Mahasiswi Kedokteran UMY Dirusak secara Misterius

Regional
Jokowi dan Puan Saling Lempar Senyum di 'Gala Dinner' WWF, Gibran: Semua Baik-baik Saja

Jokowi dan Puan Saling Lempar Senyum di "Gala Dinner" WWF, Gibran: Semua Baik-baik Saja

Regional
Aksi di Laut, Nelayan Sembulang Tolak Relokasi untuk Rempang Eco-City

Aksi di Laut, Nelayan Sembulang Tolak Relokasi untuk Rempang Eco-City

Regional
Sakit Hati Dipecat, Mantan Pekerja Bakar Wanita Pemilik Rumah Makan di Medan

Sakit Hati Dipecat, Mantan Pekerja Bakar Wanita Pemilik Rumah Makan di Medan

Regional
Pilkada Jateng, Gibran Harap Para Cagub Sering Bertemu Warga

Pilkada Jateng, Gibran Harap Para Cagub Sering Bertemu Warga

Regional
Pengantin Wanita yang Ternyata Laki-laki di Halmahera Selatan Dilaporkan ke Polisi

Pengantin Wanita yang Ternyata Laki-laki di Halmahera Selatan Dilaporkan ke Polisi

Regional
Pilkada Solo, Gibran Harap Programnya Dilanjutkan

Pilkada Solo, Gibran Harap Programnya Dilanjutkan

Regional
4 Orang di Sumbawa Ditangkap Polisi Saat Asyik Pesta Sabu

4 Orang di Sumbawa Ditangkap Polisi Saat Asyik Pesta Sabu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com