Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga karena Lama Menunggu, Penumpang Tinju Pengemudi Ojol di Pekanbaru

Kompas.com - 01/06/2022, 23:06 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek online (ojol) dipukul seorang pria yang merupakan calon penumpang. Driver ojol dipukul diduga karena penumpang kesal lama menunggu.

Aksi pemukulan itu terekam kamera CCTV hingga videonya viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah akun Instagram cctvpekanbaru1, yang dilihat Kompas.com, kejadiannya terjadi di Jalan Neraca Paus, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (31/5/2022), sekitar pukul 10.30 WIB.

Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Driver Ojol Batalkan Pesanan Penjual Tahu Gimbal hingga Ditantang Berkelahi

Dalam rekaman CCTV itu, tampak pria mengenakan baju kaos biru sedang menelepon.

Lalu, pengemudi ojol berjaket kuning datang dari sisi kanan. Pria itu mendekati dan langsung meninju kepala pengemudi ojol berjaket kuning itu.

Pelaku tampak begitu marah. Bahkan, dia juga terlihat melempar suatu benda ke tubuh pengemudi ojol.

Atas kejadian itu, rekan korban sesama ojol ramai-ramai mendatangi rumah pelaku untuk meminta penjelasan.

Bahkan, pelaku juga dilaporkan ke Polsek Bukitraya.

Baca juga: Driver Ojol di Lampung Diduga Pukul Penumpang Wanita karena Kesal Sulit Cari Lokasi Penjemputan Korban

Terkait kejadian ini, Rahmat Sastra Perdana selaku Satgas Ojol Maxim Pekanbaru, menjelaskan bahwa kejadian berawal dari titik penjemputan yang ditentukan penumpang berinisial MC tersebut tidak tepat.

"Dia mengeluarkan bahasa-bahasa kasar saat menjelaskan lokasi penjemputan yang (sudah) benar. Saat driver tiba langsung dipukul," sebut Rahmat saat diwawancarai wartawan di Pekanbaru, Rabu (1/6/2022).

Menurut Rahmat, ketidaktepatan penentuan titik penjemputan ini memang sudah kerap terjadi.

Beberapa driver lain juga pernah mengalami hal serupa dengan penumpang dari rumah yang sama.

Karena sudah ada rekaman CCTV bukti yang beredar di media sosial, kata Rahmat, driver-driver lain yang pernah mengalami hal serupa langsung turun sebagai bentuk solidaritas.

Namun, pihaknya hingga kini belum dapat menemui pihak keluarga maupun pelaku pemukulan tersebut untuk mendapatkan kejelasan.

"Kami belum dapat menjumpai pihak keluarga yang mau mengklarifikasi masalah ini. Pelaku juga tidak ada di tempat, belum pulang dari kemarin. Kalau sudah jumpa dan kami dapat berkomunikasi dengan baik, tentu permasalahan ini dapat diselesaikan dengan baik," sebut Rahmat.

Ia berharap, dari kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak, baik ojol maupun pengguna, agar hal serupa tak terjadi lagi.

"Kita sama-sama membutuhkan, masyarakat yang membutuhkan jasa dan kami yang menyediakan jasa. Sebaiknya, bila ada apapun dapat dikomunikasikan agar tak terjadi hal seperti ini," ujar Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com