BANDA ACEH,KOMPAS.com- Muhammad Zul Ilmi peraih medali emas pada ajang SEA Games 2021 di Hanoi Sports Training and Competition Center, Vietnam ternyata anak dari kuli bongkar muat truk di Pasar Aceh, pusat Kota Banda Aceh.
Malang betul nasib Zul Ilmi. Dia menjadi yatim sejak tahun 2004 karena ayahnya meninggal ditelan ombak tsunami kala itu.
Zul Ilmi menjadi yatim saat usia meranjak 5 tahun. Bersama ibu dan dua orang adiknya, ia harus menjalani hidup dalam keadaan serba kekurangan.
Semenjak masuk sekolah dasar, Zul Ilmi harus rela hidup berpisah dengan ibu dan dua adiknya untuk berjuang menempuh pendidikan di sebuah yayasan sosial yang ada di Aceh Besar.
"Karena ayahnya telah meninggal saat tsunami, Zul Ilmi saya ikhlaskan untuk sekolah dan tinggal di yayasan itu, saya tidak mampu. Tidak punya biaya sekolahnya," kata Fitriani, Ibu Zul Ilmi saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Komplek Perumahan Bayu Indah Lestari, Gampong Bayu, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar.
Selama tinggal dan sekolah hingga bangku SMP di Yayasan PKPU itu, kata Fitri, anaknya yang pertama itu saat dikunjungi sering mengeluh dan mengadu karena mendapat ejekan sesama teman.
"Waktu dia SD dia sering mengadu karena diejek teman. Dia menangis karena sedih, tapi saya selalu menyemangati dan meminta anak untuk bersabar. Saya kalau cerita dia jadi sedih tidak sanggup," ucap Fitri dengan menunduk sambil mengusap air mata.
Fitri mengaku, semenjak suaminya Hasannuddin yang berprofesi sebagai buruh bongkar muat barang meninggal akibat tsunami, ia terpaksa harus bekerja sebagai pembantu di rumah orang demi menghidupi ketiga buah hatinya itu.
"Anak saya tiga orang, Zul Ilmi anak pertama dan adik Zul Ilmi perempuan satu dan laki satu, untuk biaya anak anak saya jadi buruh cuci, tukang sapu juga di rumah orang, " ucapnya.
Baca juga: Pemkot Bandung Beri Uang Kadeudeuh pada Atlet Peraih Medali SEA Games Vietnam
Setelah Zul Ilmi mulai masuk SMA, dia kemudian tinggal di asrama atlet binaan Dispora Aceh di Stadion Lhong Raya Banda Aceh sejak tahun 2012 lalu. Di situlah Zul Ilmi mulai mengenal dan mengikuti latihan angkat besi.
"Saat SMA dia sudah tinggal di asrama di Lhong Raya, saya selalu menyemangati dan mendukung Zul Ilmi untuk masa depannya yang lebih baik," katanya.
Atas kegigihan, disiplin dan kerja kerasnya dalam latihan menjadi atlet angkat besi, sejak beberapa tahun lalu Zul Ilmi mulai mendapat prestasi di berbagai even tingkat nasional, termasuk PON Papua. Dia mendapat bonus sehingga bisa membeli rumah untuk keluarganya.
"Rumah ini bonus dia PON Papua, seluruh perlengkapan juga dia beli, dan biaya untuk adiknya sekolah dan di pesantren sekarang dia yang tanggung. Saya juga dikirimnya uang tiap bulan," ucap Fitriani.
Baca juga: Lifter Nurul Akmal: Saya Menang Olimpiade, SEA Games, Satu Ucapan Selamat Pun Tak Ada
Setiap mengikuti ajang pertandingan, Zul Ilmi sejak dulu tak lupa meminta ibunya untuk selalu berdoa agar diberikan kesehatan dan menjadi peserta terbaik.
"Dari dulu dia kalau mau ikut pertandingan minta didoain dan diminta buat kenduri untuk anak yatim di rumah," kisah Fitriani.
Fitri sangat bangga terhadap putranya yang berhasil mengharumkan Indonesia di ajang SEA Games 2021 dari cabang olahraga angkat besi dengan mempersembahkan medali emas ke-60 yang berlangsung di Hanoi Sports Training and Competition Center, Vietnam, Minggu (22/5/2022.
"Alhamdulillah saya terharu, bangga anak saya mendapat mendali emas di ajang SEA Games 2021 itu, saya tidak pernah minta apa apa yang penting anak berhasil, masa depannya bagus, dia pernah tawari saya umroh, tapi saya bilang nanti aja, sekarang kalau ada duit disimpans aja dulu untuk kebutuhan ke depan,gitu saya bilang. Tapi dia kasih uang ke saya tiap bulan, memang sangat perhatian dia kepada keluarga " ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.