GROBOGAN, KOMPAS.com - Obyek wisata "Baby Volcano' atau biasa disebut "Bledug Cangkring" di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mengeluarkan semburan lumpur setinggi 1 meter selama sekitar 1,5 jam, Selasa (22/2/2022).
Sekretaris Desa Grabagan Mujiati mengatakan saking lamanya semburan lumpur itu berujung meluber hingga membanjiri areal persawahan seluas 1 hektar.
Fenomena alam itu berlangsung pada sekitar 08.30 WIB hingga 10.00 WIB.
"Tak seperti biasanya yang hanya letupan-letupan kecil. Satu hektar sawah pun tertutup lumpur pekat. Semburan telah berhenti," kata Mujiati di lokasi.
Baca juga: Bledug Kuwu, Fenomena Letupan Lumpur Unik di Jawa Tengah
Menurut Mujiati, semburan lumpur asin berbau belerang tersebut kali pertama diketahui oleh sejumlah warga yang sedang beraktivitas di area pemakaman setempat.
Karena perlahan melimpas ke sawah produktif hingga ke sungai sekitar, saksi yang panik lantas menginformasikan ke Pemdes Grabagan.
"Semburan lumpur asin dengan bau belerang mengejutkan warga saat berlangsung pemakaman," ungkap Mujiati.
Sanyoto (50) salah seorang petani asal Desa Grabagan hanya bisa gigit jari menyaksikan setengah hektar sawah padi siap panen miliknya rusak terkubur lumpur Bledug Cangkring.
"Usia padi 3 bulan dan dua pekan lagi panen. Ya mau gimana lagi jelas merugi jutaan. Pastinya tak bisa diselamatkan yang tertutup lumpur, kalau yang tidak kena lumpur sekitar seperempat hektar," tutur Sanyoto.
Baca juga: Soal Semburan Lumpur Berbau Gas di Aceh Utara, BPMA Minta Laporan PT PGE
Tokoh masyarakat Desa Grabagan Budi Aji (53) mengatakan fenomena semburan lumpur di Bledug Cangkring jarang sekali terjadi.
Menurut mitologi warga setempat jika muncul semburan lumpur di Bledug Cangkring konon akan diikuti sebuah bencana buruk di Indonesia.
"Lima tahun lalu pernah dan setahun lalu juga pernah menyembur. Dan kepercayaan disini adalah sebuah pertanda bakal ada bencana besar di daerah lain. Wallahu a'lam bishawab, semoga baik-baik saja," terang Budi.