KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus mengusahakan ruang dialog bagi warga yang masih menolak penambangan andesit untuk proyek Bendungan Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo.
Salah satunya dengan menggandeng para ahli untuk diskusi dan berdialog dengan warga. Seperti diketahui, sejumlah warga menganggap aktivitas penambangan berpotensi merusak lingkungan.
“Terhadap kawan-kawan yang belum setuju, yang kemarin ada isu soal quarry, potensi lingkungan yang akan rusak, kondisi geologis yang ada di sana, saya kira itu butuh ruang untuk menjelaskan sehingga para ahli akan bisa diberikan ruang dan waktu untuk bisa menjelaskan kepada mereka,” kata Ganjar.
Baca juga: Sebelum Ganjar Datang, Wadas Sudah Bersih, Warga Dikepung Aparat Tak Bisa Keluar Rumah
Selain para ahli, Ganjar juga akan melibatkan Komnas HAM dalam diskusi dengan warga.
Hal itu juga telah disampaikan kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukkam) Mahfud MD dan stakeholder terkait penyelesaian masalah di Desa Wadas beberapa waktu lalu.
“Saya sampaikan ruang dialog yang harus dibuka dengan melibatkan banyak tokoh termasuk dari Komnas HAM. Itu kami sampaikan kepada beliau,” kata Ganjar, dalam keterangannya, Kamis (10/2/2022).
Baca juga: Langkah Ganjar untuk Warga Desa Wadas yang Menolak Penambangan Andesit
Siswanto (30) menyebutkan, Desa Wadas meliputi 11 dusun dan sebanyak 7 dusun di antaranya termasuk daerah terdampak penambangan quarry.
Warga di tujuh dusun itu lebih kurang 80 persen warga menolak rencana penambangan quarry. Lalu, 20 persen sisanya pro atau setuju dengan proyek tersebut.
Baca juga: Ricuh di Wadas Bermula IPL yang Diterbitkan Ganjar pada 2018