SOLO, KOMPAS.com - Pembangunan Pasar Legi di Jalan Letjen S Parman Nomor 19, Setabelan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, sudah rampung.
Pasar tradisional yang sehari-hari menyediakan kebutuhan pokok tersebut terbakar diduga akibat korsleting listrik pada Oktober 2018.
Pasar mulai dibangun pada November 2020. Pembangunan tersebut menggunakan APBN senilai Rp 104 miliar.
Pembangunan selesai pada 30 November 2021. Bangunan Pasar Legi terdiri tiga lantai.
Baca juga: Temui Gibran di Loji Gandrung, Giring: Kita Punya Target Besar untuk Solo
Memiliki sebanyak 306 kios, 2.190 los dan 250 pelataran. Rencananya, bangunan pasar yang baru tersebut akan diresmikan pada Kamis (20/1/2022).
Sambil menunggu diresmikan, para pedagang yang sebelumnya berjualan di pasar darurat sudah menempati kios, los dan pelataran sesuai dengan pembagian Dinas Perdagangan (Disdag) Solo.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan, secara keseluruhan Pasar Legi sudah siap untuk diresmikan.
Namun, dirinya belum mengetahui siapa yang nanti akan meresmikan.
"Harus siap (diresmikan). Nanti kami tunggu saja siapa yang meresmikannya," kata Diana, dalam kunjungannya bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Pasar Legi Solo, Jawa Tengah, Sabtu (15/1/2022).
Diana menuturkan, kunjungannya tersebut untuk melihat kesiapan pasar sebelum diresmikan. Dari hasil pengamatan dan evaluasi pasar, sudah 100 persen rampung.
"Kalau misalnya, kami akan gunakan, dimanfaatkan, pedagang ini perilakunya seperti apa. Kami tidak bisa melepas begitu saja. Karena, pertama, bangunannya juga harus aman dan kebersihannya," terang dia.
Diana menambahkan, kebersihan ini sangat penting karena kalau pasar tidak bersih akan kembali menjadi kumuh.
Oleh karena itu, dirinya menekankan kepada para pedagang untuk benar-benar menjaga kebersihan pasar.
"Saya menekankan kepada pemerintah daerah agar mengajak pedagang-pedagang ini untuk memperhatikan kebersihannya, sehingga pasar ini bisa menjadi lebih rapi," ungkap dia.
"Bangunannya sudah bagus, kalau pedagangnya rapi, pasarnya pasti akan bersih, pasarnya akan sehat. Tetapi, kalau buang sampah sembarangan, ini sembarang, ya nanti pasarnya akan kotor dan jorok lagi. Itu saja sih yang saya tekankan," ucap Diana.