MAUMERE, KOMPAS.com - Staf Ahli Bidang Hubungan Antarlembaga Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal & Transmigrasi (Kemendes PDTT), Samsul Widodo, mengajak pemuda di Kabupaten Sikka, NTT, menjadi petani hortikultura yangg sukses.
Ia mengatakan, salah satu masalah dalam hortikultura adalah pemasaran.
Solusinya adalah membangunkan jaringan pemasaran itu. Agar pada saat panen melimpah, harga tetap stabil, dan selalu ada konsumen.
"Untuk itu, saya sudah hubungi Ketua Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo-Flores agar tomat, lombok, dan lain sebagainya produk hortikultura dari Maumere dipakai di semua hotel berbintang di Labuan Bajo," kata Widodo saat penandatanganan MoU program "Close Loop" untuk mendukung hortikultura Sikka, di Maumere (Kamis, 2/12/2021).
Baca juga: Kasus Pengadaan Trafo di RSUD Tc. Hillers Maumere, Kejaksaan Tetapkan 2 Tersangka
Ia menjelaskan, program tersebut adalah hasil kerja sama antara Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian Republik Indonesia (Kemenko Ekonomi) bersama 17 kementerian dan Lembaga.
Tujuannya untuk mendukung dan mendorong tumbuh kembang pertanian hortikultura di Kabupaten Sikka agar makin maju, meluas, dan menjadi rujukan untuk kawasan Indonesia Timur.
Program "Close Loop" di Maumere, lanjut dia, merupakan yang pertama di Indonesia Timur.
Program itu dimulai dgn penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di kebun hortikultura yang digarap Yance Maring di Kelurahan Kotauneng Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka.
"Semua kementerian dan lembaga ini akan mendukung sepenuhnya. Kita punya mimpi, agar ke depan, Maumere menjadi tempat orang belajar tentang hortikultura yg sukses," imbuhnya.
Baca juga: Pegawai Koperasi di Maumere Diduga Aniaya Seorang PNS hingga Tewas