BANDUNG, KOMPAS.com - Memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, kondisi pengusaha travel haji dan umrah mengalami kesulitan.
Ada yang masih bisa "bernapas" meski tersengal-sengal, tetapi ada juga yang harus gulung tikar.
"Jumlah travel yang punya izin umrah di Jabar ada 170, yang gulung tikar ada 10 persenan," ujar Ketua Forum Komunikasi Silaturahmi Penyelenggara Travel Umrah dan Haji (FKS Patuh) Jawa Barat Wawan Ridwan Misbach kepada Kompas.com, Senin (12/7/2021).
Baca juga: Cerita Haji Momo Kumpulkan Tabung Oksigen Kosong di Sebatik, Sewa Kapal untuk Isi Ulang di Tarakan
Wawan mengatakan, bahkan ada pemilik yang menjual izin travel haji dan umrahnya dengan murah meriah.
Baca juga: Syarat dan Cara Daftar Vaksinasi Tanpa Syarat KTP Domisili di RSUP Haji Adam Malik Medan
Dulu sebelum pandemi, harga izin travel umrah mencapai Rp 1,5 miliar. Namun, kini dijual murah jadi Rp 300 juta.
"Dijual sama jemaahnya," tutur dia.
Kesulitan para pengusaha travel ini berawal saat dihentikannya penyelenggaraan haji karena pandemi Covid-19 tahun 2020.
Saat itu, jemaah yang gagal berangkat ada yang minta refund dananya. Persoalannya, dana tersebut sudah disetorkan untuk keperluan tiket dan lainnya.
"Tidak semua tiket penerbangan langsung bisa refund. Setahu saya dari 10 penerbangan, hanya Saudi Airlines yang bisa," ucap Wawan.
Untuk menutupi permintaan refund nasabah, ada travel yang menguras tabungan, menjual aset, hingga akhirnya menjual travelnya. Sebab, bila permintaan jemaah tersebut tidak dibayarkan, izin terancam dicabut.
Direktur Qiblat Tour ini mengatakan, alasan jemaah untuk refund macam-macam, di antaranya untuk keperluan sekolah.
Lockdown
Cerita lainnya datang dari pemilik Al Badriyah Wisata Andri Ardiansyah.
Andri menceritakan kejadian pada 2020 saat ia hendak mengantarkan rombongan umrah ke Arab Saudi.