KOMPAS.com - “Barang Siapa yang bekerja di Tanah ini dengan setia, jujur, dan dengar-dengaran, maka ia akan berjalan dari tanda heran yang satu ke tanda heran yang lain.” (Pdt. I.S. Kijne, 1947.)
Kalimat yang diucapkan oleh Pendeta Kijin itu selalu diingat oleh sebagian masyarakat Papua. Kalimat tersebut diartikan jika kejujuran menjadi hal yang penting saat bekerja untuk Papua.
Jika bekerja dengan jujur dan mampu mendengar bisikan nurani orang Papua, maka akan banyak hikmat yang didapatkan.
Baca juga: Asal-usul Jayapura, Dulu Diberi Nama Nova Guinea oleh Pelaut yang Singgah di Tahun 1545
Dilansir dari Indonesia.go.id, ada dua nama orang luar Papua yang akan terus dikenang dan lekat di hati masyarakat Papua hingga saat ini.
Mereka adalah Gus Dur dan Acub Zainal.
Saat menjabat sebagai Presiden RI, Gus Dur mengubah nama Irian Jaya menjadi Papua. Sementara Acub, membangun klub sepak bola kebanggan Ppaua yakni tim Persipura.
Baca juga: Khombow, Karya Seni dari Jayapura
Dua bulan selepas dilantik atau tepatnya 30 Desember 1999 Gus Dur berkunjung ke Papua yang saat itu disebut Irian Jaya.
Gus Dur berani membuka ruang dialog yang semula tertutup, termasuk dengan pimpinan gerakan Papua Merdeka. Gus Dur memprioritaskan untuk membangun rasa saling percaya dengan rakyat Papua.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Terjang Irian Jaya, 108 Orang Meninggal
“Pada 30 Desember 1999 dimulai jam 8 malam dialog dengan berbagai elemen dilakukan di gedung pertemuan gubernuran di Jayapura. Meskipun dengan cara perwakilan, tetapi banyak sekali yang datang karena penjagaan tidak ketat,” demikian dikutip dari artikel NU Online berjudul Alasan Gus Dur Ubah Nama Irian Jaya Menjadi Papua.
Dalam dialog itu Gus Dur mempersilakan mereka yang hadir untuk berbicara.
Ada beragam pendapat, dari keras menuntut kemerdekaan sampai yang memuji pemerintah. Setelah semua pendapat diungkapkan Gus Dur baru merespons.
Baca juga: Usai Pelantikan Bupati Asmat di Jayapura, Massa di Kota Agats Rusak Rumah Dinas hingga Kantor KPU
Dalam salah satu responsnya Gus Dur membuat keputusan untuk mengubah nama Irian Jaya jadi Papua.
Sebab pertama, menurut Gus Dur nama Irian itu jelek. Kata itu berasal dari bahasa Arab yang artinya telanjang (Urryan).
Dulu ketika orang-orang Arab datang ke pulau itu dan menemukan masyarakatnya masih telanjang, sehingga disebut Irian.