Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Kandang Banjir Sampah, Warga Belum Terima Bantuan

Kompas.com - 17/01/2014, 17:43 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan warga Kampung Kandang, Kelapa Gading, Jakarta Utara, masih mengungsi sejak rumah mereka dikepung banjir pagi hari tadi. Warga belum mendapat bantuan dari pemerintah dan baru makan mi instan pemberian sebuah partai politik.

"Belum ada bantuan. Baru dikasih mi dua dan dua air gelas kemasan," kata Indah, warga RT 09 RW 13 Kelurahan Kelapa Gading, saat ditemui Kompas.com, Jumat (17/1/2014).

Banjir tersebut berasal dari Kali Sunter yang berdekatan dengan perumahan warga. Selain air, sampah dari rawa di belakang permukiman tersebut juga masuk ke rumah-rumah warga. "Di rawa itu banyak sampahnya, pada naik semua karena banjir," kata Indah.

Area Kampung Kandang diguyur hujan sejak pukul 02.00 hingga sekitar pukul 06.00 pagi. Air sungai meluap ke permukiman sekitar pukul 04.00 dan sampai kini belum surut. Kedalaman banjir mulai dari 30 cm hingga 1 meter atau sepinggang orang dewasa. Menurut Indah, banjir kali ini lebih tinggi dibanding pada Senin (13/1/2014).

"Kemarin paling cuma sepergelangan kaki sampai sebetis, yang ini lebih besar," kata dia.

Pantauan Kompas.com, sekitar 50 warga yang rumahnya terkepung banjir mengungsi di tempat yang lebih tinggi, misalnya di bahu jalan tak jauh dari pelataran Mal Artha Gading. Posko pengungsian juga dibangun oleh aparat Kecamatan Kelapa Gading bekerja sama dengan pengelola Kelapa Gading.

Sampah plastik, kayu, ataupun puing bangunan terlihat menumpuk di permukiman warga yang dilanda kebakaran pada Oktober 2013 tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com