Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Langka, Pendapatan Sopir Angkot di Kefamenanu Menurun

Kompas.com - 06/06/2013, 19:13 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Sejumlah sopir angkutan kota di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluhkan soal pendapatan yang menurun drastis.

Penyebab menurunnya pendapatan ini disebabkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang terjadi dalam sepekan terakhir ini.

Wempi, salah seorang sopir angkot yang ditemui Kompas.com di SPBU Naesleu, Kamis (6/6/2013) mengatakan kelangkaan BBM ini membuat antrean di dua SPBU yang ada di Kefamenanu mengular hingga ratusan meter bahkan sempat mencapai dua kilometer.

"Kita antre sejak subuh untuk mendapatkan bensin, namun baru bisa dilayani siang hari sehingga kita keluar cari penumpang sudah terlambat, akibatnya pemasukan jadi kecil," kata Wempi.

"Saat BBM lancar, pemasukan sehari antara Rp 300.000 sampai Rp 400.000, namun sekarang hanya dapat Rp 150.000 saja," keluh Wempi.

Menurut Wempi, kelangkaan BBM yang terjadi hanya menimpa  bahan bakar jenis premium, sedangkan solar dan jenis pertamax stoknya tetap mencukupi.

Hal yang sama juga dialami Dony, sopir angkot lainnya yang mengaku pendapatan hariannya juga berkurang banyak.

"Kalau tidak antre BBM biasanya pemasukan sehari bisa sampai Rp 500.000, tapi sekarang hanya dapat Rp 100.000 saja karena keluar sudah sore. Saya curiga BBM ini sebagian besar sengaja ditimbun dan sebagian lagi dibawa ke Timor Leste karena dalam satu minggu ini selalu saja terjadi antrean," kata Dony.

Sementara itu Pengawas SPBU Naesleu, Vinsensius Tanekan mengatakan kelangkaan terjadi lantaran stok BBM yang dikirim Pertamina Kupang dibatasi jumlahnya.

"Sejak minggu lalu, kita hanya dikasih jatah premium dan solar, berkisar antara 5.000 sampai 10.000 liter saja sehingga tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan pembeli yang jumlahnya sangat banyak. Kalau dulu kita dikasih jatah 25.000 sampai 30.000 dan itu sangatlah cukup," kata Tanekan.(K57-12).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com