Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: BLT Suap untuk Rakyat Miskin

Kompas.com - 01/05/2013, 09:43 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana pemberian kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam bentuk uang tunai dinilai hanya untuk kepentingan partai politik pendukung pemerintah. Kompensasi uang tunai dinilai untuk menaikkan dukungan publik di Pemilu 2014.

"Modus semacam itu bisa terjadi seperti pada pemilu lalu. Bantuan langsung tunai jadi alat politik untuk menaikkan elektabilitas partai dan pemerintah," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon di Jakarta, Rabu (1/5/2013).

Fadli menambahkan, kompensasi uang tunai tidak akan membantu rakyat miskin secara permanen. Menurut dia, program tersebut hanya semacam suap terhadap rakyat miskin agar bertahan beberapa bulan saja. Setelah itu, hidup akan semakin sulit.

"Subsidi terhadap rakyat miskin harusnya jangka panjang dan sistemik, yaitu pemberdayaan dan perlindungan sosial, termasuk penyediaan lapangan kerja dan kemampuan hidup layak," kata Fadli.

Ia meminta pemerintah berpikir panjang sebelum menaikkan harga BBM. Jika harga BBM naik, kata dia, dipastikan harga-harga akan melambung tinggi sehingga rakyat akan semakin menderita.

Seperti diberitakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, kompensasi berupa uang tunai wajib diberikan jika harga BBM naik. Presiden akan kembali mengambil kebijakan seperti periode pertama pemerintahannya, yakni dengan memberikan uang tunai kepada masyarakat.

Jika dulu diberi nama bantuan langsung tunai (BLT), program nanti bernama bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM). Adapula bantuan tunai lainnya, yakni beasiswa untuk rakyat miskin dengan uang tunai dan program keluarga harapan.

Adapun kompensasi di luar uang ialah beras miskin dan program kesetiakawanan sosial dengan menggelar pasar murah. Besaran bantuan yang akan diberikan pemerintah tergantung berapa besar kenaikan BBM. Angka kenaikan BBM masih dihitung pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com