Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumor Bawang Putih dan Garam di Lapangan

Kompas.com - 08/04/2013, 04:18 WIB

Dengan mimik wajah mengerut, pelatih tim putra Palembang Bank SumselBabel Mashudi berujar, ”Saya stres. Gula darah saya naik lagi memikirkan tim setelah dua kali kalah di Magetan.” Itu ia katakan sebelum laga melawan Jakarta BNI 46 di Semarang, Jawa Tengah, Jumat lalu.

Yang terjadi, Bank SumselBabel kalah lagi melawan BNI 46. Tidak jelas apakah gula darah Mashudi kian kritis. Yang pasti timnya memang kritis. Posisinya terus merosot diberondong kekalahan. Padahal, tim ini berjaya di putaran pertama dan paling siap memasuki BSI Proliga. Kini posisinya menjadi nomor lima dengan 17 poin. Hidup mati Bank SumselBabel ditentukan hari Minggu (7/4) saat melawan Jakarta Pertamina Energi.

Sabtu pagi beredar kabar. Panitia menemukan butiran-butiran garam di lapangan. Rumornya, ada tim yang menyebar garam untuk menebarkan energi negatif buat lawannya. Klenik? Supranatural? Ada-ada saja.

”Kabarnya sudah terjadi sejak di Magetan. Ada yang bawa bawang putih ke lapangan. Enggak tahu buat apa, tetapi baunya cukup menyengat. Saya bawa saja persoalan ini ke forum,” kata pelatih Jakarta Sananta Indocement I Made Sudiantarayana.

Wakil Direktur Proliga Reginald Nelwan membenarkan, kasus bawang putih itu sempat disampaikan pada pertemuan teknis seri terakhir di Semarang. ”Setiap hari kami bersihkan. Kami tidak tahu ada bawang putih di bangku pemain. Tadi ada garam juga katanya. Bisa-bisa nanti ditemukan beras, jadi nasi goreng, deh,” kata Regi berkelakar.

Proliga musim ini memang superketat, terutama di bagian putra. Penentuan tim-tim yang masuk babak empat besar ditentukan pada laga terakhir, hari terakhir, seri terakhir. Belum pernah persaingan seketat ini.

Semua tim mengerahkan seluruh kekuatan untuk menembus empat besar. Miliaran rupiah dikeluarkan untuk mengikuti Proliga. Masak kalah? Rumor klenik dan perdukunan pun memasuki wilayah kompetisi saat penampilan baik dan buruk benar-benar terlihat sangat gamblang, bukan gaib.

”Mengapa harus percaya soal seperti itu? Rasanya memalukan jika klenik dibawa ke lapangan. Ini olahraga, semuanya terlihat jelas. Fair play, sportif. Siapa yang bermain dengan baik, menang. Siapa yang tidak siap, kalah. Kalau kompetisi demikian ketatnya karena semua tim memiliki kualitas,” kata Direktur Proliga Hanny Surkatty.

Cerita di atas sekadar menggambarkan betapa semua tim sangat tegang menghadapi laga penentuan pada akhir putaran reguler Proliga. Empat terbaik akan kembali bertarung di Yogyakarta, 19-21 April, dan di Bandung, 26-28 April 2013. Isu klenik bahkan sampai dibawa ke forum technical meeting. Lucu.

Semua pusing. Semua lelah. Semua tegang. Hingga seri terakhir di Semarang, sejumlah pemain telah tumbang karena sakit dan cedera. Rumor-rumor negatif bisa saja dipercaya dan melemahkan mental pemain serta pelatih. ”Saya hanya percaya kepada Tuhan. Kalau tim saya memang bermain jelek, mari kita evaluasi. Di mana kelemahannya, mari perbaiki. Saya memang heran dengan penampilan anak-anak, tetapi saya tidak percaya hal klenik seperti itu. Hal itu melemahkan mental dan iman,” ujar Mashudi.

Sebaiknya, mari fokus pada hal yang jelas nyata. Lapangan adalah palagan sebenarnya. Spike, blok, servis, semua itu nyata. Baik buruk penampilan tim ditentukan barisan pemain dan pelatih. Mau ke empat besar? Siapkan fisik, mental, strategi, teknik. Kalah dan menang adalah konsekuensi. (IVV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com