Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Lapas Lebih Penting dari Isu Kudeta

Kompas.com - 24/03/2013, 20:35 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Program Imparsial, Al Araf, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya memberikan perhatian serius pada kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Karena, perhatian tersebut hingga kini belum terlihat.

"Ini kasus kejahatan luar biasa. Bayangkan, orang yang di dalam penjara yang terlindungi saja bisa dibunuh, bagaimana masyarakat umum yang tanpa perlindungan bisa merasa aman," kata Al Araf dalam konferensi pers di Kantor Imparsial, Jakarta, Minggu (24/3/2013).

Al Araf mengatakan, rasa aman merupakan unsur fundamental yang harus dijamin oleh negara bagi warganya. Karena itu, presiden seharusnya sudah memberikan perhatian lebih pada kasus penyerangan lapas dibandingkan urusan internal partai dan isu kudeta.

"Kami berharap presiden tidak sibuk dengan urusan isu kudeta dan internal partai (Demokrat)," kata Al Araf.

Menurut Al Araf, rasa aman adalah unsur yang membentuk dan menyatukan negara. Ketika warga tidak lagi merasa aman dalam kehidupan bermasyarakat, maka sudah seharusnya negara yang diwakili presiden bisa menunjukkan perhatian serius. Alih-alih memerhatikan perhatian pada kepentingan masyarakat umum, dalam pandangan Al Araf, presiden justru lebih mengedepankan isu kudeta dan masalah Partai Demokrat yang sifatnya lebih personal dan kelompok.

"Karena itu kami sangat mengecam sikap saat ini. Seharusnya presiden segera menyatakan sikap," kecam Al Araf.

Ia juga menilai dalih bahwa serangan dilakukan kelompok teroris atau kelompok preman khusus dinilainya terlalu mengada-ada. Sangat kecil korelasi antara lapas, empat korban penyerangan dengan terorisme atau preman dalam penilaian Al Araf. Ia justru menilai korelasi yang lebih dekat adalah kasus yang mengantar keempat korban ke lapas, yakni pembunuhan seorang anggota TNI di Hugo's Cafe, Yogyakarta.

"Harus ada motivasi yang terkait dengan peristiwa teroris, kecil sekali kemungkinan itu, hampir tidak ada korelasi antara korban dengan teroris atau preman," kata Al Araf.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, empat orang tewas dalam peristiwa penyerangan di Lapas Cebongan pada Sabtu (23/3/2013) dini hari. Mereka adalah Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Mereka diketahui sebagai tahanan Polda DIY dalam kasus pembunuhan anggota TNI di Hugo's Cafe Maguwoharjo, Sleman, pada Selasa (19/3/2013) malam.

Berita terkait, baca :

PENYERANGAN LAPAS DI SLEMAN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Nasional
    Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

    Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

    Nasional
    Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

    Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com