SEMARANG, KOMPAS -
Kepala Satuan Kerja Pengembangan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Jawa Tengah Hendy Siswanto, Jumat (15/3), menuturkan, rencana pembangunan jalur ganda layang sepanjang 8,2 kilometer itu sudah pada tahap pembuatan rancangan teknik secara rinci. Pada 1,7 tahun lagi pekerjaan fisik jalur ganda tersebut diharapkan sudah dimulai.
”Kebutuhan jalur kereta api layang sangat mendesak, terutama karena arus lalu lintas yang padat di tengah Kota Semarang. Dengan jalur KA tunggal seperti saat ini, sudah padat di pelintasan sebidang,” ujar Hendy.
Di Kota Semarang saat ini ada 58 pelintasan sebidang, baik yang dijaga maupun tidak dijaga oleh penjaga pintu kereta. Padahal, rata-rata 66 kereta tercatat melintas setiap hari di lintasan tersebut.
Menurut Hendy, selain
Nantinya, jalur ganda KA layang membentang dari Mangkang sampai Kaligawe dan kembali menurun di Stasiun Alastua. Stasiun ini akan difungsikan sebagai stasiun pusat. Selanjutnya seluruh aset di depo akan dipindahkan ke Alastua. Adapun KA barang akan dipusatkan di Stasiun Mangkang dan Stasiun Brumbung.
Dengan hadirnya jalur ganda, di antara posisi Stasiun Poncol dan Stasiun Tawang juga akan dibangun jalur rel lintas atas, dengan bangunan lama yang tetap dipertahankan sebagai bangunan warisan budaya. Bangunan lama nantinya dijadikan obyek wisata dan melayani perjalanan wisata kereta.
Manajer Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Surono menambahkan, pembangunan jalur ganda layang itu sangat membantu kelancaran arus lalu lintas kereta api. Selama ini, perjalanan kereta api di Semarang kerap tersendat terutama jika terjadi banjir.