Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corby Harus Mengaku Bersalah untuk Pembebasan Bersyarat

Kompas.com - 15/03/2013, 17:51 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Terpidana narkoba asal Australia Schapelle Corby harus mengakui bahwa dia adalah penyeludup narkoba dan menunjukkan penyesalan sebelum bisa mendapakan pembebasan bersyarat (PB).

Pengacara Corby, Iskandar Nawing mengatakan hal tersebut setelah bertemu dengan Kepala LP Kerobokan Ngurah Wiratna kemarin. Nawing juga mengatakan bahwa Corby juga harus membuktikan kepada Badan Narkotika Nasional (BNN) bahwa dia bersedia menjadi "justice collaborator" di masa depan, dan mengakui terlibat dalam usaha memasukkan ganja seberat 4,1 kg di tahun 2004.

Semua ini merupakan persyaratan baru yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bulan November lalu. Persyaratan ini menurut laporan news.com.au hari Jumat (15/3/2013) menjadi batu sandungan baru bagi Corby yang berharap  bisa dibebaskan bersyarat segera sehingga dia bisa menghabiskan hukumannya di Bali dan tinggal bersama kakaknya Mercedes.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, Corby selama ini selalu mengaku tidak bersalah, dan menyalahkan para petugas bagasi di bandara Sydney yang memasukkan ganja ke dalam tas surfingnya. Peraturan baru ini akan dikenakan terhadap semua terpidana di Indonesia yang terlibat dalam kasus narkoba, terorisme, korupsi, dan kejahatan lintas negara.

Kepada wartawan, Nawing mengatakan bahwa dia belum berbicara dengan keluarga Corby mengenai adanya aturan baru tersebut. Menurut Nawing, masalah yang lebih mendesak untuk diketahui adalah bahwa sejauh ini Departemen Imigrasi Indonesia menolak memberikan konfirmasi apakah Corby akan diberi visa atau tidak bila dia dibebaskan bersyarat.

Dua peraturan imigrasi yang saling bertentangan masih ada soal ini, dan Nawing mengatakan dia belum bisa mengajukan pembebasan bersyarat sebelum peraturan itu jelas. Namun surat dari pemerintah Australia yang akan menjamin Corby, menurut Nawing, akan membuat tugasnya jadi lebih "mudah".

"Surat jaminan tersebut akan penting sekali dalam proses pembebasan bersyarat. Bukanlah hal yang mudah bagi sebuah pemerintah untuk mengeluarkan surat semacam itu." kata Nawing.

Sebuah surat lagi datang dari suami Mercedez, Wayan Widyartha yang menjamin Corby akan tinggal bersama mereka, dan mereka akan mendukung biaya hidup Corby, serta "mengawasi dan mendidiknya untuk bisa menjadi warga negara yang bertanggung jawab."

Mengenai pengakuan bersalah, Nawing mengatakan bahwa dia belum mendiskusikan masalah tersebut dengan Corby. "Saya harus menyelesaikan masalah yang ada dulu."

Kepala LP Kerobokan Ngurah Wiratna mengukuhkan hari Kamis bahwa, sama seperti ribuan terpidana narkoba lainnya, Corby harus mengakui bersalah. Ketika ditanya apakah Corby akan melakukan hal tersebut, Wiratna hanya menjawab" peraturannya begitu. Silahkan simpulkan sendiri."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Nasional
Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Nasional
Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Nasional
Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Nasional
Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Nasional
Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Nasional
PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

Nasional
Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Nasional
Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Nasional
Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Nasional
Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Nasional
Hari Ke-13 Keberangkatan Calon Haji RI, 85.782 Jemaah Tiba di Saudi, 10 Orang Wafat

Hari Ke-13 Keberangkatan Calon Haji RI, 85.782 Jemaah Tiba di Saudi, 10 Orang Wafat

Nasional
Ditanya Alasan Ganjar-Mahfud Kalah, Megawati: Tanya Sama yang Bikin TSM

Ditanya Alasan Ganjar-Mahfud Kalah, Megawati: Tanya Sama yang Bikin TSM

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com