Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Kolaka Utara, Harga Premium Eceran Rp 15.000

Kompas.com - 15/02/2013, 14:19 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA UTARA, KOMPAS.com - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, menyebabkan warga beralih ke bensin eceran, sementara bensin eceran dijual dengan harga jauh lebih mahal.

Warga mengeluh harga BBM eceran dijual dengan harga tiga kali lipat dari biasanya. Harga premium misalnya, per liter yang biasanya Rp 4.500 dijual dengan harga Rp 15.000. Harga solar di lapak-lapak eceran pun sama mahalnya. Namun warga tidak mempunyai pilihan lain karena SPBU setempat hanya bisa menyediakan premium atau solar dalam beberapa jam saja.

"Kan Bapak bisa lihat sendiri kalau siang begini pasti BBM di SPBU itu habis. Jadi kita harus isi botolan karena tidak ada pilihan lain. Walapun harganya naik dua kali lipat. Kalau ada yang lebih murah pasti kita pilih yang murah," kata Gunawan, warga Kolaka Utara, kepada Kompas.com, Jumat (15/2/2013).

Menurut Gunawan, seolah ada kesepakatan, semua lapak menjual dengan harga sama. "Nah, sekarang semua rata harga kalau menjual. Misalnya premium kalau beli satu liter harganya Rp 15.000, kalau solar Rp 10.000. Kan itu sangat jauh beda dengan harga sebenarnya. Namanya kita pembeli kan tidak bisa banyak berbuat karena yang butuh BBM kita," lanjut Gunawan.

Lapak-lapak itu juga menempati lokasi yang strategis, salah satunya di samping SPBU Lasusua dan SPBU Sabilambo.

Kata Gunawan, yang seperti ini sudah berlangsung selama berbulan-bulan dan tidak ada penertiban atau ketentuan yang mengatur harga BBM eceran.

"Kalau masalah menjual kami tidak keberatan. Kan itu hak setiap orang untuk mencari nafkah, tapi jangan terlalu begitu juga. Harusnya pemda mengeluarkan aturan kalau bensin eceran itu harganya dipatok jangan terlalu jauh dari harga sebenarnya. Begitupun dengan solar. Kalau SPBU jual Rp 4.500 per liter kami setuju bensin yang dipengecer itu seharga Rp 5.000 atau Rp 5.500," tegasnya.

Pedagang eceran pun yang berada di sekitar SPBU Sabilambo menjelaskan kalau harga yang mereka patok itu berdasarkan harga jual rata-rata di Kolaka Utara kalau BBM susah diperoleh.

"Memang kalau hari Sabtu dan Minggu bensin eceran itu sampai Rp 15000, karena SPBU kalau tanggal merah tidak dapat suplai. Saya pun ikut-ikutan dengan harga tersebut karena harga itu sudah merata di seluruh Kolaka Utara," tutur seorang perempuan penjual bensin eceran.

Sementara itu, petugas SPBU yang ditemui terpisah, membantah telah melayani pembelian dengan jeriken, seperti yang biasanya dilakukan oleh para pengecer.

"Sejak dulu kami tidak pernah isi jeriken (pengecer). Masalah mereka (pengecer) jual mahal itu bensin bukan urusan kami, itu hak mereka. Yang jelasnya kami tidak akan layani kalau pembelian pakai jeriken, baik itu premium maupun solar," kilahnya sambil berlalu.

Hingga berita ini diturunkan, Kompas.com tidak berhasil menghubungi Dinas Perdagangan dan Pertambangan Kolaka Utara. Para staf yang ditemui pun enggan menanggapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com