KENDARI, KOMPAS -
Meskipun demikian, Stasiun Meteorologi Maritim Kendari tetap mengingatkan kemungkinan masih terjadinya gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran di perairan timur dan selatan provinsi tersebut.
”Pelayaran feri maupun kapal cepat telah berjalan normal lagi sesuai jadwal,” kata Kepala Kantor Pelabuhan Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), Zainuddin, Rabu.
Sejak Kamis (3/1), pelayaran di lintasan tersebut terganggu dan dihentikan. Akibatnya, arus barang dan orang yang mengandalkan transportasi laut di teluk tersebut terhambat.
Menurut Zainuddin, setiap hari di Pelabuhan Kolaka ada lima penyeberangan feri dengan rute Kolaka-Bajoe di Sulawesi Selatan dan Kolaka-Siwa.
Secara terpisah, prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Faizal Habibie, menyatakan, gelombang tinggi masih akan melanda beberapa wilayah perairan di timur dan selatan Sul-
Tinggi gelombang di wilayah tersebut bisa mencapai 3-4 meter. Bahkan, di perairan Bau-bau, tinggi gelombang diprediksi bisa sampai 4-6 meter. ”Ini yang harus diwaspadai karena berpotensi berbahaya,” tambah Faizal.
Menurut dia, kondisi cuaca buruk di laut diperkirakan masih terjadi hingga Minggu (13/1). Hal ini karena adanya daerah bertekanan udara rendah di Laut Arafuru bagian selatan dan perairan Maluku Utara.
Sementara akibat larangan berlayar karena gelombang tinggi, puluhan truk dengan tujuan Pulau Jawa tertahan di halaman parkir Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Para sopir mengaku belum tahu sampai kapan mereka bisa diseberangkan ke Jawa.
Menurut prakirawan Stasiun Pengamatan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandung, Jawa Barat, Annie Hanifah, badai Narelle yang terjadi di selatan Samudra Hindia diperkirakan berdampak menaikkan gelombang laut di pantai selatan Pulau Jawa. Badai tersebut membuat gelombang bisa mencapai 4-6 meter. Gelombang tinggi berlangsung hingga Minggu.
Untuk itu, relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, Jawa Timur, disiagakan menghadapi ancaman terjangan gelombang tinggi di kawasan itu.(ENG/WER/RON/ODY)