Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Sama Surabaya-Kitakyushu Lebih Komprehensif

Kompas.com - 12/11/2012, 19:52 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Kota Surabaya, Jawa Timur dan Kitakyushu, Jepang, sepakat melanjutkan kerjasama ke jenjang lebih tinggi dan kompleks.

Komitmen tersebut diawali dengan penandatanganan nota kesepahman bertajuk Green Sister City of Surabaya-Kitakyushu oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Wali Kota Kitakyushu Kenji Kitahashi di Surabaya, Senin (12/11/2012).

Hubungan antara ibu kota Jawa Timur dengan kota yang terletak di Propinsi Fukuoka, Kyushu, itu sudah berlangsung sejak 1997. Saat itu, kerjasama dimulai dengan penandatanganan Joint Declaration of The Kitakyushu Conference on Environmental Cooperation among Cities in the Asian Region. Selama rentang tahun 1998 hingga 2006, fokus kerjasama kedua belah pihak yakni dibidang pengelolaan sampah.

Pada tahun 2007, Pemkot Kitakyushu memberikan bantuan kepada Pemkot Surabaya guna mendukung pelaksanaan Program Revitalisasi Kalimas yang meliputi dua hal, yaitu peningkatan kualitas air dan pengembangan partisipasi masyarakat. Kini, kerjasama tersebut bakal lebih komprehensif sebagaimana diutarakan Kabid Fisik dan Sarana Prasarana Bappeko Surabaya, Gde Dwijajawardhana.

"Kalau dulu hanya menitikberatkan di pengelolaan sampah, kini fokusnya menyentuh aspek lain seperti air bersih, energi, sanitasi, hingga pengurangan emisi gas rumah kaca," katanya.

Menurut Dwija, yang menjadi perhatian saat ini adalah bagaimana mewujudkan aspek-aspek tersebut dalam satu kawasan. Sebagai langkah awal, pihaknya akan mencoba menerapkannya dalam skala kecil, dan jika berhasil disebarkan ke kecamatan secara bertahap.

"Rencananya dicoba di daerah Jambangan dan Sutorejo," ujarnya. Pada kesempatan itu juga digelar seminar dengan tujuh pembicara dari Kitakyushu memaparkan langkah menuju lingkungan yang lebih baik.

Mereka menjelaskan sejumlah topik diantaranya komunitas rendah karbon, pasokan air minum dengan tenaga surya, sarana pembuangan sampah daur ulang, pasokan air minum yang bersih dan terjaga, penataan drainase, manajemen pembuangan limbah yang tersentralisasi, dan upaya menekan gas emisi rumah kaca.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tertarik dengan manajemen pembuangan limbah yang tersentralisasi, karena mengupas mengenai peningkatan mutu air sungai. Sebagaimana diketahui, kualitas air sungai di Kota Pahlawan belum bisa dikatakan baik, sehingga Risma ingin memperbaiki kualitas sungai Surabaya. "Saya ingin anak-anak Surabaya bisa bermain di sungai yang jernih. Tidak perlu jauh-jauh ke desa," katanya.

Di Kitakyushu terdapat Sungai Murasaki yang airnya sangat jernih, bahkan bisa dimanfaatkan warga untuk berenang. Sekitar tahun 1970-an, sungai yang membelah Kitakyushu ini pernah tercemar limbah industri yang berdampak saat itu tidak dijumpai satu pun spesies ikan yang hidup.

Berkat kerja keras dan komitmen Pemkot Kitakyushu dan dukungan warganya, sungai tersebut menjadi jernih dan menjadi bagian dari keindahan kota.

"Saya tahu itu bukan perkara mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Saya berharap Surabaya juga memiliki sungai sejernih Sungai Murasaki di Kitakyushu," ujar Risma dengan nada optimis.

Sementara Wali Kota Kitakyushu Kenji Kitahashi menuturkan, keberhasilan kotanya dalam merevitalisasi Sungai Murasaki tak lepas dari peran serta seluruh lapisan masyarakat yang mau berkorban dan berkomitmen.

Terkait target yang dicanangkan, Kenji mengatakan, ke depan arah hubungan kerjasama ini adalah membentuk masyarakat yang tanggap lingkungan hidup.

"Perkiraannya, sekitar 10 hingga 20 tahun lagi, baik Surabaya dan Kitakyushu bisa sama-sama berkembang menjadi kota berwawasan lingkungan di level dunia," pungkas Kenji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com