Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Asing Nangis Lihat Penyiksaan Sapi

Kompas.com - 03/10/2012, 15:55 WIB

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Orang asing menangis saat menyaksikan penyiksaan terhadap sapi dalam pelaksanaan karapan di Pamekasan, kata Sekretaris Badan Koordinasi Wilayah IV Madura, Tajul Falah.

"Mereka menangis dan sangat mengecam praktik kekerasan yang dilakukan oleh para pemilik sapi karapan di Madura," kata Tajul kepada ANTARA di Pamekasan, Rabu (3/10/2012).

Tajul mengemukakan hal ini saat menjelaskan duduk persoalan timbulnya gerakan dari kalangan masyarakat Madura menolak praktik penyiksaan terhadap sapi dalam pelaksanaan karapan.

Citra tentang karapan sapi di mata dunia internasional saat ini jelek, bahkan Indonesia bisa dikecam sebagai negara yang tidak menyayangi binatang nantinya, apabila praktik kekerasan masih berlangsung.

Ia juga menjelaskan, pemerintah melalaui Bakorwil IV Madura awal tahun ini sebenarnya telah menggagas praktik karapan sapi tanpa penyiksaan, bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Madura.

Awalnya para pemilik sapi karapan menerima gagasan itu, namun dalam perkembangan justru ditolak dengan alasan belum memiliki bibit sapi karapan yang tidak terbiasa dengan praktik tanpa penyiksaan.

"Kami sebenarnya repot juga untuk mengatasi ini. Kan yang memiliki sapi mereka, sedangkan kami hanya sebatas koordinator pelaksana se-Madura," kata Tajul menambahkan.

Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan Faridi, meminta Pemkab dan Bakorwil di Madura harus tegas memberlakukan aturan main dalam dalam pelaksanaan karapan sapi.

Jika Gubernur Jatim telah menginstruksikan pelaksanaan karapan sapi tanpa kekerasan, seharusnya hal itu dilaksanakan dan bagi yang tidak berkenan, jangan diperbolehkan mengikuti ajang festival karapan sapi Piala Bergilir Presiden 2012.

"Jangan nodai festival karapan sapi yang memperebutkan Piala Bergilir Presiden RI 2012 itu dengan praktik penyiksaan," tegas dia.

Kalaupun sebagian pemilik sapi tetap bersikukuh akan melaksanakan karapan sapi, ia meminta agar tidak menggunakan nama Presiden RI dalam karapan sapi itu, karena menurutnya itu sama halnya dengan mencemarkan martabat bangsa Indonesia di mata dunia yang memperbolehkan praktik penyiksaan dalam pelaksanaan karapan sapi.

"Wajar jika banyak orang asing menangis saat melihat karapan sapi di Madura. Wong orang Madura sendiri banyak yang tidak tega terhadap penyiksaan yang selama ini diberlakukan oleh pemilik sapi karapan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com